MAKALAH
LOBI
“Di
ajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Lobi dan Diplomasi”
Dosen
Pembimbing :
Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.Ip, M.Si
Disusun
Oleh :
INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112
B76212112
PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL
SURABAYA 2015
A.
DEFINISI
LOBI
Pengertian
Lobi dalam kamus Bahasa
Inggris~Indonesia susunan John M. Echols dan Hassan shadily ataupun kamus besar
bahasa Indonesia publikasi departemen pendidikan Nasional ( d.h. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan ). Dalam kamus Inggris ~ Indonesia yang disusun oleh
John M. Echols dan Hassan shadily. Lobi diartikan :
·
Ruang
masuk (Gedung)
·
Mencoba
mempengaruhi
Lalu lobbiyist diartikan :
·
Seseorang
yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang dan lain-lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan lobi
adalah :
·
Ruang
teras didekat pintu masuk hotel, bioskop dan lain sebagainya yang dilengkapi
dengan beberapa perangkat meja-kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau
ruang tunggu.
Melobi diartikan :
·
Melakukan
pendekatan secara tidak resmi
Pelobian diartikan :
·
Bentuk
partisipasi politik yang mengcakup usaha indovidu atau kelompok untuk
menghubungi para pejabat pemerintahan atau pemimpin untuk dengan tujuan mempengaruhi
keputusan atau masalah yang dapat menggantungkan sejumlah orang.[1]
Jika tadi adalah pengertian menurut kamus, berikut ini
adalah pengertian Menurut Tarsis Tarmudji Lobi adalah suatu (bentuk) pressure
group yang mempraktikkan seni mendapatkan teman yang berguna, dan memengaruhi
orang lain. Menurut A.B. Susanto Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang
dilaksanakan untuk memengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk
sudut pandang positif terhadap topik lobi. Dengan demikian, diharapkan
memberikan dampak positif pula bagi pencapaian tujuan kita.
Maka dapat ditarik beberapa pokok pikiran yang
menjelaskan tentang lobi, yaitu:
- Kegiatan
lobi melibatkan beberapa pihak, yaitu pelobi dan yang dilobi.
- Sasaran
pelobi, orang atau pihak yang dilobi (biasanya pemerintah, politisi, tokoh
yang memiliki kekuasaan atau pengaruh yang besar).
- Kegiatan
lobi dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, dengan sasaran
berupa individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan, lembaga
nonpemerintah, perusahaan swasta, dan sebagainya.
- Pelobi
melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mememngaruhi mereka yang
menjadi sasaran lobi.
- Kegiatan
lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna.
- Ada
unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung untuk
memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
- Lobi
adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi.
- Melihat
asal katanya, lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop,
dan sebagainya.[2]
B.
POSISI
LOBI DALAM KOMUNIKASI
5
konteks atau tingkatan analisis dalam komunikasi (Littlejohn, 1989)
- Komunikasi
Intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi yang terjadi
dalam diri sendiri dan pelakunya berbicara dengan diri sendiri secara
sadar atau tanpa disadari. Contonhnya: berpikir.
- Komunikasi
Antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi yang dilakukan
antara dua orang (dyadic communication), biasanya dalam bentuk tatap muka
langsung
- Komunikasi
Kelompok (group communication). Sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama.
- Komunikasi
Organisasi (organization communication). Tidak jauh berbeda dengan
komunikasi kelompok, hanya saja kegiatan komunikasinya bersifat lebih
formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas.
- Komunikasi
Massa (mass communication). Komunikasi yang menggunakan media massa
sebagai medium atau salurannya, baik media cetak maupun elektronik, dan
biasanya kegiatan komunikasi nya dikelola suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan.[3]
C.
HUBUNGAN
LOBI DAN KOMUNIKASI
Lasswel
mendefinisikan komunikasi dengan: who
says what-in which channel-to whom-and with what effect.
Maka
komponen dalam komunikasi terdiri dari:
- Komunikator
(siapa)
- Pesan
(mengatakan apa)
- Saluran
(melalui saluran apa)
- Komunikan
(kepada siapa)
- Efek
(dengan efek bagaimana)[4]
Bila
dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka PR harus benar-benar memahami
esensi dari kegiatan komunikasi itu sendiri agar tujuannya (pencitraan) dapat
tercapai.
Adapula
hubungan lobi dan komunikasi menurut salah satu ahli, yakni :
·
Lobi
merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat informal guna membujuk, merayu,
atau mempengaruhi pihak lain agar pihak lain tersebut menyetujui usulan,
gagasan ataupun pokok pikiran si pelobi.
·
Lobi
dapat dilakukan di dalam beberapa konteks komunikasi, seperti komunikasi
intrapribadi, interpribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
·
Dalam
komunikasi organisasi, kerangka berpikir anggota organisasi harus diperhatikan
karena satu dan lainnya berbeda-beda.
·
Keberhasilan
lobi dalam komunikasi kelompok dipengaruhi karena adanya teori tentang
komunikasi kelompok itu sendiri, alasannya adalah lobi kerap dilakukan tidak
hanya orang per orang , melainkan dilakukan tim.
·
Dalam
komunikasi politik, lobi juga berhubungan dengan propaganda (teknik
mempengaruhi), dan komunikasi persuasif (tujuan ingin membujuk).
·
Dalam
komunikasi antar budaya, lobi sangat diperlukan bagi para pelobi terutama bila
sasarannya adalah orang dari daerah atau bahkan negara yang berbeda, sehingga
konflik tidak akan terjadi.[5]
D.
TUJUAN
KOMUNIKASI
Beberapa
tujuan dari komunikasi adalah untuk:
- Mempengaruhi
- Menarik
perhatian
- Menarik
simpati
- Menimbulkan
empati
- Menyampaikan
informasi
Menurut
Robby I. Chandra (1996) menyebutkan orang-orang membutuhkan informasi karena:
·
Ingin
mendapatkan kepastian, dengan adanya kepastian , seseorang dpat segera engambil
keputusan yang harus dilakukanya setelah itu.
·
Ingin
mengetahui dunia. Untuk itu, ia berusaha menambah pengetahuannya, keahliannya
dan termasuk mengubah sikapnya.
·
Mencari
makna hidup. Dalam hal ini, dia mencari tahu apakah kehadirannya disukai oleh
rekannya atau tidak ? apakah dia memiliki kelebihan atau kekurangan ?
·
Ingin
hidupnya lebih bermaknan lewat informasi yang telah diperoleh, seseorang dapat
mengapresiasikan dirinya lebih jauh guna mengaktualisasikan dirinya untuk
mencapai kebahagiaan hidupnya.[6]
Tujuan
komunikasi disini menunjuk kepada suatu harapan atau keinginan yang dituju oleh
pelaku komunikasi. Secar umum Harold D Lasswel menyebutkan bahwa tujuan
komunikasi ada empat, yaitu :
·
Social
Change (Perubahan Sosial). Seseorang mengadakan komunikasi dengan orang lain,
diharapkan adanya perubahan sosial dalam kehidupannya, seperti halnya
kehidupannya akan lebih baik dari sebelum berkomunikasi.
·
Attitude
Change (Perubahan Sikap). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan
perubahan sikap.
·
Opinion
Change (Perubahan Pendapat). Seseorang dalam berkomunikasi mempunyai
harapan untuk mengadakan perubahan pendapat.
·
Behavior
Change (Perubahan Perilaku). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan
perubahan perilaku.[7]
E.
FUNGSI
LOBI
Menurut
Grunig dan Hunt (1984), kegiatan melobi meliputi:
- Membangun
koalisi dengan organisasi-organisasi lain, berbagai kepentingan dan
tujuan-tujuan untuk melakukan usaha bersama dalam memengaruhi wakil-wakil
legislatif.
- Mengumpulkan
informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi
organisasi dalam isu-isu kunci.
- Melakukan
kontak dengan individu-individu yang berpengaruh, dan wakil-wakil dari
agensi yang menyatu.
- Mempersiapkan
pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi
terhadap legislator.
- Memusatkan
debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang mendukung posisi
organisasi.
- Mempengaruhi
keputusan atau kebijakan pihak lain sehingga baik keputusan maupun
kebijakan yang diambil akan menguntungkan pelobi, organisasi ataupun
pelobi.[8]
F.
PERSIAPAN
SEBELUM MELOBI
- Langkah-langkah
Persiapan:
- Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi kita.
- Kenali sasaran lobi kita.
- Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi
terhadap diri kita.
- Berikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau
mengabulkan permintaan kita.
- Persiapkan berbagai fasilitas pendukung (waktu, tempat, dan
acara). [9]
Mengetahui
parameter keberhasilan kita sama pentingnya dengan mengetahui tujuan lobi kita.
- Sasaran
yang dilobi
- Lobi
terhadap pemerintah (lembaga legislatif, yudikatif, eksekutif) Kedudukan
pemerintah adalah kedudukan tertinggi dalam sebuah pemerintah. Merekalah
yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara untuk mengeluarkan
peraturan atau undangundang.
- Lobi
terhadap organisasi atau perusahaan lain, seperti:
- perbankan
- kompetitor
- media
- lobi
dengan perusahaan mitra strategis
- asosiasi
- supplier
- LSM
- perusahaan
farmasi
- perusahaan
ekspor-impor
- perusahaan
jasa konsultan[10]
G.
SASARAN
LOBI
1. Golongan masyarakat yang biasa
disebut dengan Kalangan Kosmopolit. Mereka adalah orang yang memiliki wawasan
dan pengetahuan yang cukup luas, yang tidak diragukan lagi kemampuan maupun
kecakapannya.
2. Anggota organisasi yang memiliki
kontak paling penting dengan pihak-pihak legislatif, eksekutif maupun
yudikatif.
3. Tokoh masyarakat yang sudah dikenal
kredibilitasnya, integritas maupun reputasinya, tokoh LSM, dan
individu-individu berpengaruh lainnya.
4. Kalangan jurnalis (wartawan dan
redaktur) yang memiliki networking dan jaringan informasi cukup luas, serta
memiliki power untuk membentuk opini.
5. Pejabat tinggi negara seperti
anggota legislative (DPR/D), eksekutif (pejabat pemerintah, seperti menteri,
dirjen, gubernur, walikota, dan sebagainya) dan yudikatif (MA, Departemen
Kehakiman dan HAM), yang keputusankeputusannya bisa mengubah segalanya baik di
bidang politik, hukum, perundang-undangan, sosial ekonomi, dan sebagainya.[11]
H.
TUJUAN
LOBI
- Mencapai
laba
Pada
organisasi nirlaba, laba adalah mendapatkan dukungan moral, materi dan dukungan
pendanaan, organisasi nirlaba tidak akan dapat menjalankan organisasinya.
- Berkesinambungan
(sustainable)
- Memberikan
keuntungan kepada masyarakat dan Negara. [12]
Tujuan PR Menguasai Kemampuan Melobi:
- Untuk
menciptakan hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki pengaruh di
berbagai bidang kehidupan.
- Mempengaruhi
dan meyakinkan pihak-pihak yang terkait, yang sesuai dengan kepentingan
- organisasi
atau perusahaan.
- Menempatkan
posisi tawar-menawar organisasi pada tempat yang menguntungkan, namun
tidak merugikan pihak-pihak tersebut. [13]
I.
STUDI
KASUS
2013 Di
sebuah perbelanjaan dan Toko modern harus segera dilakukan sebagai bagian
pengimplementasian Perpres tersebut. Dalam kasus ini saya dan tim saya akan
bertindak sebagai Lobbyist dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)
akan melakukan upaya-upaya lobby agar pemerintah benar-benar
mengimplementasikan isi Perpres 111/2007 sehingga usaha ritel Indonesia tetap
mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Disamping itu, sebagai persiapan
menghadapi ASEAN Community 2015 pemerintah perlu membuat pengaturan khusus
untuk menjamin persaingan usaha yang sehat antara bisnis ritel Indonesia
dan ritel asing, mulai dari pengaturan jarak tempat usaha, dan perizinan
usaha. Demikian juga dengan kebijakan baru dari pemerintah yakni mengenai Upah
Minimum Sektoral Provinsi (UMSP). Upah ini berlaku untuk 11 bidang usaha. Di
sektor ritel, bersama dengan sektor tekstil, sandang, dan kulit, besar
UMSP adalah 5 persen di atas UMP tahun berjalan. Pemberlakuan upah ini dinilai
sangat memberatkan bisnis ritel saat ini dan kedepannya. Oleh karena itu
pengaturan UMSP ini agar dapat dipertimbangkan dan ditinjau kembali oleh
pemerintah mengingat persaingan yang akan semakin segit pada 2015. Dalam proses
lobby yang saya lakukan maka saya menyusun strategi serta melakukan sejumlah
langkah-langkah implementasi dari strategi lobby yang saya rencanakan, Adapun
jenis lobby yang akan saya lakukan adalah:
1. Lobby akar rumput
(Grassroot Lobbying)
Lobby akar rumput adalah upaya awal
yang saya lakukan. Ritel indonesia merupakan identitas bangsa, kepemilikan
bangsa yang sebenarnya. Peningkatan bisnis ritel Indonesia pastinya akan
berdampak lebih besar bagi kesejahteraan orang-orang Indonesia dibandingkan
ritel asing. Ini juga merupakan bagian dari upaya agar lebih mencintai
produk-produk Indonesia atau produk lokal sebagai bagian pelestarian budaya
bangsa. Karena itu saya akan mempengaruhi masyarakat agar posisi ritel Indonesia
tetap menjadi yang terutama di masyarakat Indonesia. Adapun langkah-langkah
yang saya lakukan adalah: 1)
Masyarakat
secara luas perlu mengetahui persaingan yang akan terjadi pada 2015 nantinya
serta dampak persaingannya tersebut bagi bisnis lokal, termasuk bisnis ritel
milik Indonesia. Untuk itu masyarakat perlu di edukasi agar aware dengan
permasalahan tersebut. Cara edukasi yang akan saya lakukan sebagai perwakilan
APRINDO adalah dengan membagi segmen edukasi berdasarkan pendidikan. [14]
DAFTAR
PUSTAKA
Ø https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
Ø Zainal
Abidin Partao. 2007. Teknik Lobi dan
Diplomasi Untuk Insan Public Relations , PT INDEKS. Jakarta.
[1] [1]
Partao Abidin Zainal., Teknik Lobi dan
Diplomasi Untuk Insan Public Relations , PT INDEKS. Jakarta.2007. Hlm 12
[2] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 15
[3] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 13
[4] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 19
[5] https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
diakses pada tanggal 14 maret 2015 pada jam 15.50
[6] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 21
[7] https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
diakses pada tanggal 14 maret 2015 pada jam 15.50
[8] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 23
[9] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 24
[10] https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
diakses pada tanggal 14 maret 2015 pada jam 15.50
[11] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 25
[12] Partao
Abidin Zainal., Ibid., Hlm 27
[13] https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
diakses pada tanggal 14 maret 2015 pada jam 15.50
[14] https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/11/diplomasi-lobby-negosiasi-dalam-public-relations/
diakses pada tanggal 14 maret 2015 pada jam 15.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar