RESUME
SISTEM
EKONOMI DAN POLITIK MEDIA
(Diajukan
untuk memenuhi tugas UAS)
Dosen
Pembimbing:
Advan
navis Zubaidi,S,ST., M.Si
Disusun
Oleh :
INENDA
FELAYANI SAFITRI
B76212112
PRODI
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014
BAB
I
Beginning Economic Politic Media
Media
bisa menimbulkan perubahan sosial masyarakat pada sebuah pencitraan dan ekonomi
negara. Media memang selalu menarik untuk dilihat dari beberapa aspek yang ada.
media merupakan sebagaian besar dalam suatu bangsa dan negara. Berikut beberapa
contoh satu tujuan media tapi memiliki aspek yang berbeda jika dilihat dari
sudut pandang yang berbeda. Contohnya hubungan media dengan Tokoh politik Abu
rizal Bakrie, AA gym, lembaga Nurul Hayat, kepolisian Negara Republik
Indonesia, dll.
Ekonomi
sosial budaya adalah sebuah sarana untuk mendapatkan suatu investasi dan
menghasilkan kekuasaan. Bagi mereka yang menguasai media harus memiliki
kekuasaan yang begitu besar, dengan tujuan yakni membangun budaya rakyat atau
dengan maksud untuk menguasainya. Media massa dapat menjadi ruang publik yang
utama dan mampu menentukan dinamika sosial masyarakat, politik dan budaya di
tingkat lokal maupun secara Global.
Pengertian
Economic, politic dan media yakni. Economic adalah cara untuk tetap bertahan di
tengah kerasnya kompetisi dengan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan politic
adalah cara untuk memperluas dan memperkaya sumber daya yang dimiliki. Di dalam
economic terdapat keuntungan, pasar, kemakmuran, kesejahteraan, kompetisi,
bisnis, uang, materi, kepuasan, dll. Sedangkan di dalam politic yakni ada
kekuasaan, negosiasi, kebanggaan, jabatan, kedudukan,dll. Dan di dalam media
yakni terdapat alat, cara dan sarana. Pengertian secara singkat economic
politic media yakni bagaimana media digunakan untuk bertahan dari keterbatasan
income dan alat untuk menambah kekuasaan serta memperluas sumber daya yang
dimiliki oleh setiap stakeholder. Satu prinsip yang mesti diperhatikan yakni
dalam sistem industri kapitalis media massa harus memberi fokus perhatian yang
memadai, sebagaimana institusi produksi dan distribusi lainnya.
Setiap
politik pasti memberikan sumbangsih pada sebuah media, begitu juga dengan
sebaliknya, media juga pasti memberikan nilai atau sumbangsih pada politik.
Jika dari segi ekonomipun juga, ekonomi pasti mempunyai hubungan yang besar
terhadap media,begitu juga sebaliknya yakni media mempunyai hubungan yang erat
terhadap ekonomi, seperti ekonomi sebuah negara.
Dimensi Economic Media
di
dalam dimensi economic media telah terbagi menjadi 2 yakni:
·
Macro economic (external) : pendapatan per kapita, jumlah
pengangguran nasional, serapan pajak dan efek globalisasi.
·
Microeconomic (internal) : cash flow perusahaan, kesejahteraan
karyawan, strategi pemasaran, bentuk sajian media, serta perhitungan untuk rugi
media.
Contohnya : Cash flow Perusahaan,
Kesejahteraan karyawan, Strategi Pemasaran, Bentk sajian media, serta
Perhitungan untung rugi media.
Pergerakan Ekonomi
Makro dan Mikro dalam bisnis media juga ditentukan oleh Shareholders terkait
yaitu : Konsumen, Management Biard Media, dan Pemerintah. Di dalam sebuah
economic macro dan micro dalam bisnis media juga dapat ditentukan oleh
shareholders terkait dengan konsumen, management media dan pemerintahan. Faktor
lain yang menjadi motif perkembangan bisnis media.
BAB
II
CORPORATE
STRATEGIES
Didalam strategi
korporasi media terdapat 3 industri media yakni:
·
Oligopoly : satu pasar yang hanya dikuasai oleh beberapa orang. Sulit masuk
ke pasar karena butuh sumber daya yang besar serta perubahan harga di pasaran
akan diikuti perusahaan lain. Antara permintaan dan persediaan, masih banyak
mengacu pada permintaan.
·
Monopoly : suatu pasar yang sajian medianya hanya dikuasai oleh 1 pemain,
dan hanya dapat 1 pilihan media serta tidak butuh strategi dan promosi untuk
sukses. Antara permintaan dan
persediaan, masih banyak mengacu pada permintaan.
·
Perfect competition : sajian media tidak hanya ditentukan oleh
perusahaan, namun juga interaksi antar media dan konsumen. Media dan konsumen
mempunyai pengetahuan yang sempurna. Dan antara permintaan dan persediaan
sifatnya sama, sepadan.
Di
dalam metodologi of analisis harga pasar akan lebih murah jika banyak
peminatnya. Untuk mengubah struktur pasar dan batas yakni ada beberapa cara:
1.
Ekspansi horizontal : adanya keungan outsourcing perusahaan dan
keaungan dalam 1 garis datar dan berada di beberapa media massa.
2.
Ekspansi Vertical : adanya rental mobil, keuangan, penyewaan alat dan agen
iklan di dalam 1garis menurun dalam 1 media massa.
Di
dalam ketiga struktur pasar dan batasnya ada kelebihan dan kekurangan
tersendiri, seperti :
1.
Ekspansi horizontal:
·
Kelebihan : penyebaran pasar yang luas, tidak memerlukan energi yang
banyak dan memiliki varian output media yang lebih beragam.
·
Kekurangan : kurang humanis dan retan bersebrangan dengan loyalitas massa.
2.
Ekspansi vertical:
·
Kelebihan : murah, lebih efisien, kulaitas output, bisa konsisten dan
tetep fokus.
·
Kekurangan : kurang dinamis dan ketergantungan terhadap variabel pendukung.
3.
Diagonal:
·
Kelebihan : lebih leluasa dalam bergerak kemanapun, dinamis dan
atisipasif terhadap segala kemungkinan.
·
Kekurangan : tidak bisa fokus dalam 1 tujuan, berhadapan dengan loyal
pendengar dan inderdependent dengan kepentingan.
Ketika kita bersaing
dengan orang asing, kita harus bisa lebih memenuhi kekurangan orang asing
terebut. Agar strategi pemasaran kita dapat berjalan dengan baik.
BAB
III
ECONOMIC
OF ADVERTISING
Di dalam bab ini,
economic of advertising, mereka saling berkaitan dan hubungannya juga erat.
Dapat kita lihat gambar di bawah ini:
Technology dalam Industri Iklan Media
(ancaman dan harapan)
Berikut empat ancaman yang menimpa media cetak di
tengah sengitnya bisnis media massa saat ini :
Pertama,
kehadiran teknologi Internet menjadi ancaman besar bagi eksistensi media cetak
berbasiskan kertas. Pemanfaatan teknologi Internet untuk mendukung kehadiran
media online maupun media
elektronik, secara langsung maupun tidak langsung menarik pembaca media cetak
untuk beralih dalam mengonsumsi jenis media massa yang terintegrasikan ke
jaringan Internet. Akibatnya jumlah pembaca atau pelanggan media cetak menjadi
berkurang.
Ancaman kedua
bersumber dari perubahan perilaku anak-anak muda zaman sekarang yang
lebih kenal pada teknologi Internet daripada teknologi kertas. Dalam buku Agung
Adiprasetyo, pada tahun 2006 sebanyak 16 persen anak muda sedunia memanfaatkan
Internet sebagai sumber informasi, 42 persen anak muda masih membaca koran, 28
persen menonton televisi dan 10 persen mengakses informasi dari radio. Dari
angka-angka di atas menunjukkan penetrasi Internet di kalangan anak muda sangat
tinggi, dan surat kabar berbasis kertas semakin tidak populer di kalangan anak
muda.
Ancaman ketiga,
yakni bermigrasinya para pengiklan media cetak ke media jenis lainnya,
terutama
ke media online. Menurut Danny
Oey Wirianto (Ketua Pengembangan Digital
AdvertisingP3I), sejak tahun 2009-2011 belanja iklan digital naik 100
persen per tahun. Belanja iklan digital(media online) pada tahun 2012 kemarin berhasil meraup Rp 1 triliun,
belanja iklan di televisi sebesar Rp 55,98 triliun; belanja iklan di surat
kabar Rp 28,9 triliun, dan belanja iklan di majalahdan tabloid mencapai Rp 2,6
triliun. Total belanja iklan media Indonesia mencapai Rp 87,471triliun
sepanjang tahun 2012. Memang belanja iklan untuk media digital masih kecil,
namun laju perkembangannya setiap tahun menunjukkan tren positif.
Keempat, ancaman
lainnya yakni semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan
hidup. Bahan baku kertas yang bersumber dari pohon-pohon hutan; jelaslah
menimbulkan permasalahan kompleks terhadap lingkungan hidup. Sebab
pabrik-pabrik kertas itu membutuhkan suplai pohon-pohon hutan dalam jumlah
besar. Hal tersebut memicu terjadinya penebangan pohon-pohon hutan secara liar
(illegal logging). Kesadaran
penduduk dunia untuk peduli pada kelestarian lingkungan hidup; berpeluang besar
untuk memunculkan gerakan pemboikotan untuk tidak memakai, membeli, maupun
membaca segala produk yang berasal dari kertas; termasuk di dalamnya media
cetak.
Berikut
ada beberapa pertimbangan untuk iklan bahwasanyya tidak hanya rating dan share,
tapi juga keuntungan media yang masuk dalam pertimbangan untuk iklan tersebut.
Media online itu model penanyangan iklan cukup murah pembayarannya,
pemakaiannya juga mudah, berupa liputan dan iklannyanya berupa audio maupun
visual. Tetapi perlu juga literatur dalam muatan iklan yang ada di media
online, sebab agar orang lain yang membacanya tidak merasa ragu akan nilai
iklan yang dibacanya.
Untuk
televisi mereka bisa menampilkan iklan dalam bentuk video, audio , dan liputan,
untuk penayangan iklan di televisi harganya mahal (produksi dan distribusi),
sebab ruang lingkup televisi sangatlah luas, dan televisi juga merupakan salah
satu media massa terbanyak yang digunakan masyarakat. Sedangkan bila penayangan
di Radio mereka dapat menayangkan model iklan seperti audio, imajinasi,
tersegmentasi dan tarif harga untuk iklan di Radio lebih murah dibandingkan di
Televisi. Tetapi model liputan iklan mereka tidak visual seperti di Televisi.
Apabila di media cetak, model iklannya yakni tetap tersegmentasi sama seperti
di Radio, desain grafisnya juga menarik dan bisa ditampilkan berulang-ulang,
harganya juga cukup terjangkau tetapi tidak ada suaranya.
Media/ Coverage
|
Lokal
|
Nasional
|
Televisi
|
500 – 1 Juta / 30 Detik
|
15 – 25 Juta / 30 Detik
|
SuratKabar Nasional
|
5 – 20 Juta / Setangah Hal
|
100 – 300 Juta / Setangah Hal
|
Radio
|
300 – 400 rb ( Ad Lips)
|
8- 10 Juta (Talkshow)
|
Majalah
|
2 Jt – 10 Jt
|
5 – 25 Juta
|
Tabel
diatas merupakan contoh harga penanyangan di beberapa model media massa, dapat
kita lihat media iklan termahal bila ditayangkan di televisi, sebab televisi
mempunyai jangkauan audience yang besar. Sekali tayang semua orang diseluruh
indonesia mengetahui prodak tersebut yang sifatnya Nasional. Untuk media cetak
surat kabar lokal maupun nasional, coba kita lihat. Rating harganya nomer 2
setelah televisi.setelah media cetak radio dan terakhir majalah.
Gambar1.1
merupakan contoh iklan di media online
Berikut
ada beberapa harapan media :
·
Proyeksi
kenaikan belanja iklan 2012 sebesar 23% sebesar Rp. 90 T dari 2011 yang hanya
Rp. 73 T
·
Proporsi
terbesar 67% dari TV dan sisanya 30-32% dari Media Cetak dan Online
·
Dukungan
Pemerintah terhadap Industri Kreatif
·
Kompetisi
Bisnis mengharuskan Korporasi tetap beriklan (to percuade, educate, and remind)
Berikut
beberapa contoh media Grup di Indonesia :
• The Papandayan Hotel
• Lampung Post
• Borneonews
BAB IV
MASSA DI MEDIA
Ada
sebuah pertanyaan, “kenapa politik harus berhubungan dengan media?” jawabannya
yakni karena media salah satu cara yang paling ampuh untuk menyukseskan politik
tersebut. Banyak aspek yang diberikan media terhadap politik, salah satu contoh
kesuksesan dunia politik di media yakni, Jokowi JK yang sukses menjadi presiden
pada tahun 2014-2019 mendatang. Kampanye mereka sukses karena media, media
banyak mencitrakan Jokowi JK kepada masyarakat sekitar dengan beberapa prestasi
yang mereka berdua miliki. Alhasil masyarakat Indonesia mengetahui dan percaya
dengan Jokowi JK. Jadi media merupakan bentuk/alat yang berperan penting di
dunia politik.
Di
bawah ini yakni bentuk diagram seberapa banyak masyarakat di sekitar kita yang
menyaksikan televisi, bersosial media, mendengarkan radio, membaca majalah dll
untuk mendapatkan berita terupdate.
Dapat
kita lihat juga diagram diatas merupakan hasil riset di dunia, yang setiap rabu
dan kamisnya mereka menriset program yang ada di Televisi, perusahaan mereka
bernama AGB Nielsen. Perusahaan AGB Nielsen merupakan perusahaan riset di dunia
yang sudah bisa dibilang terpercaya. Didalam diagram tersebut, semakin banyak
media yang mereka minati, yaa itulah gaya hidup mereka sehari-harinya.
Jika
kita lihat diagram diatas, diagram tersebut menjelaskan berapa banyak peminat
masyarakat di dunia media cetak berdasarkan usia. Setiap orang yang berbeda
usia pasti mempunyai kegemaran tersendiri saat membaca surat kabar, majalah
dll. Seperti musik, olah raga, gaya hidup, kesehatan dan pendidikan. Dan
ternyata yang paling besar peminatnya saat edisi 5 ditahun 2011 yakni gaya
hidup.
Mc
Quail (2000) didalam “mass communication theory” dia menyebutkan ada 3 teori
yakni :
1. Audience
·
Jangkauan
Luas
·
Sesuai
sasaran
·
Khalayak
tidak antipati dengan materi kampanye politik
·
Struktur
komunikasi interpersonal yang layak
·
Khalayak
memahami pesan kampanye
·
2. Pesan
·
Pesan
tidak boleh ambigu
·
Kampanye
harus bersifat informatif daripada persuasif
·
Materi
media harus membumi dan rasional
3. Sumber
·
Upayakan
ada monopoli
·
Sumber
harus berkesan baik dihadapan khalayak
·
Model
media harus familiar dengan masyarakat
·
Sesuai
dengan sasaran yang dituju
·
Saling
melengkapi media satu dengan yang lain
BAB
V
MEDIA
DAN POLITIK
Disini
ada beberapa contoh studi kasus yang berhubungan erat dengan media dan politik,
seperti kasusnya Presiden Amerika Serikat pada tahun 1952 yakni Nixon. Issue
tentang Nixon soal jabatan, soal pidatonya Nixon tentang anjing Checker dan
serangan terhadap lawan politik, soal jatuhnya Nixon karena issue watergate
oleh media, serta naik dan turun daunnya Nixon di dunia politik diliput oleh
media. Di Indonesia ada juga beberapa tokoh politik yang telah jelas memberikan
contoh betapa eratnya relasi media terhadap politik, yakni Jokowi dan Prabowo
saat pemilu 2014 lalu dan belanja iklan di setiap pemilu di Indonesia. Media
dan pemegang kedaulatan. Yang dimaksud media pemegang kedaulatan yakni
media bisa jadi pemegang kedaulatan
pemilik media itu sendiri. Share dan uang meruapakan tuhan media.
Seperti
yang kita tau media tidak bisa dilespakan lagi dengan yang namanya politik,
begitu juga dengan sebaliknya bahwa politik tidak bisa dilepaskan dengan media.
Dengan kemampuan media massa yang membuat opini publik, sebab itu media mampu
membuat masyarakat menjadikan media sebagai sumber informasi di dunia, tidak
sulit lagi bagi para pemilik media untuk meraup suarayang signifikan saat
politik berperan penting di media massa.
BAB VI
PERSPEKTIF MEDIA
Di
dalam perspektif media ada 6 model prespektif media menurut McQuail, yakni :
1. Window on Events and Experience:
yang dimaksud window of events and experience yakni bahwa media bisa sebagai
representasi kehidupan nyata.
2. A mirror of events in society and the world, implying
a faithful reflection, yang dimaksud dengan itu adalah cermin
berbagai peristiwa yang telah ada di masyarakat dan di dunia.
3. Filter atau Gatekeeper, disini mereka
sifatnya netral. Yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak
diberi perhatian.
4. Guide , pembimbing. Media massa yang
sering kali menjadi petunjuk arah/pembimbing atas berbagai ketidakpastian atay
sebagai alternative.
5. Ruang Publik, ruang publik yang
baik adalah ruang publik yang bersifat netral.dalam arti media massa sebagai
temapt untuk mempresentasikan berbagai inofrmasi kepada khalayak, sehingga
dapat terjadi feedback.
6. Partner Komunikasi, disini yang dimkasud
partner komunikasi itu teman dalam berkomunikasi, media massa bukan hanya
tempat penyampaian informasi saja kepada masyarakat, tetapi bisa lebih dari
itu.
Lalu
apakah mungkin kita membangun media yang ideal?? Bila dilihat dari kenyataan
yang ada, sepertinya mustahil kita membangun media yang ideal. Sebab di dalam
dunia media, keuangan yang berkuasa dan uang merupakan tuhan media. Bila kita
masih mengedepankan soal uang, kita tidak akan bisa membangun media yang ideal.
Media
modern adalah persilangan antara pasar prodak dan teknologi. Di Indonesia pada
tahun 1997 terdapat 79
Perusahaan Surat Kabar, Tabloid 88, Majalah 144, Buletin 8,
sedangkan pada tahun 1999 terdapat 299 Perusahaan Surat Kabar, 886 Tabloid,
Majalah 491, Buletin 1. Bila di hitung terdapat peningkatan yang
sangat besar, jelas saja waktu itu juga terdpat 1398 SIUPP baru.
BAB VII
SUPPLY CHAIN
Supply
Chain adalah sumber penghasilan yang menjadi penggerak media. Sedangkan
Manajemen Rantai Suplai merupakan sebuah proses pengelolaan dari seluruh
aktivitas atau rangkaian perencanaan, pengelolaan barang dan jasa dari hulu ke
hilir secara terpadu, sejak dari pembelian material, perencanaan produksi,
proses transformasi (produksi) material menjadi bahan setengah jadi dan produk
jadi, dan penyimpanan baik bahan baku dan produk jadi hingga akhirnya
penyampaian produk jadi kepada end customer atau end user melalui suatu sistem
distribusi.
Menurut
melynk and Swink (2002)
·
Konversi bahan baku dan informasi
menjadi produk dan jasa
·
Mengkonsumsi produk dan jasa
·
Membuang produk dan jasa
Rantai
Nilai
(Konsumen
dan Produsen
Consumer
|
Producer
|
Aktual dan akurat
Mencerdaskan
Menghibur
Informatif
Murah
Terjangkau
|
Rating dan Share
Iklan
Materi
Efisiensi
|
Nilai-nilainya:
BAB VIII
TV BROADCAST
Media
adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang
berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Media
massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam
hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media massa
terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the big
five of mass media, internet (cybermedia, media online). Sedangkan pengertian Televisi
sendiri adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi
sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat.
Bagaimana Industri Media di
Era Jokowi – JK ?
Kira-kira
bagaimana industri media di era Jokowi dan JK ? Industri media yang ada di
Indonesia mungkin akan maju yaa. Seperti yang kita tau Presiden kita Joko
widodo dan Jusuf Kalla mempunyai visi misi yakni “mencerminkan keinginan yang
kuat untuk mencegah penguasaan penyiaran yang merupakan hajat hidup orang
banyak, sekaligus membela para pekerja media dari tindakan sewenang-wenang para
pemilik media”. Saya yakin pak preseiden jokowi akan memenuhi visi dan misi
yang telah beliau janjikan kepada masyarakat Indonesia. Dan nasib industri
media selama 5 tahun kedepan pastinya akan lebih maju. Jokowi telah menyiapkan
bebrapa point untuk peningkatan industri media yakni memperjuangkan
undang-undang tentang perlindungan pekerja media, membuka keterlibatan publik
dan media massa dalam pengawasan terhadap upaya tindakan korupsi maupun proses
penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi. Kita juga mengerti saat ini
kepemilikan industri media di Indonesia sangat amburadul dan telah melanggar UU
yang ada, hal itu juga berpengaruh dalam netralitas pemberitaan yang jauh dari
harapan publik. Jokowi juga akan melakukan penataan kembali kepemilikan
frekuensi penyiaran. Jadi dapat disimpulkan kemungkinan keadaan industri media
selama 5 tahun kedepan akan membaik secara perlahan, tertata secara teratur dan
olahan di dalam industri media sendiri dapat dirasakan oleh semua masyarakat
Indonesia. Itu pendapat saya.
Ø Ekonomi
dan Media Industri
• Pemimpin Bangsa dan Ekonomi Media (leadership)
• Sentimen Pasar (Saham dan Nilai Rupiah)
• Harapan dan Dukungan Para Pengusaha
Dlm Perspeltif Ekonomi
Makro, GDP (Gross Domestic Products) = C (Consumption) + Investment + G
(Government Expenditure)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar