MAKALAH
“Metode Pengumpulan Data”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metode Penelitian Komunikasi”
Nama
Kelompok :
1. Inenda
Felayani Safitri (B76212112)
2. Tri
Oktaviani (B76212113)
3. Febrian
Nur Ramadhani (B76212111)
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pengumpulan data merupakan hal yang sangant penting dan yang harus di
lakukan dalam penelitian serta pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian tersebut. Berikut ada
dua hal dalam mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu: kualitas instrument penelitian
(berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen) dan kualitas pengumpulan data
(berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data).
Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat secara setting,
data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada
labolaturium dengan metode eksperimen dan dirumah dengan berbagai responden,
pada suatu seminar, diskusi, dll. Dilihat secara sumber datanya,
pengumpulan data dapat menggunakan secara sumber primer (sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data), dan sumber sekunder (sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau dokumen). Dilihat dari segi pengumpulan data, teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya.
RUMUSAN
MASALAH
1. Sebutkan
apa saja Teknik pengumpulan data Kuantitatif ?
2. Pengertian
teknik pengumpulan data ?
B. TUJUAN
1. Menambah
wawasan bagi kita semua yang membaca makalah ini
2. Untuk
mengetahui apa itu metode pengumpulan data
3. Untuk
mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data
BAB
II
PEMBAHASAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data disini
adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh penelitian
dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik
pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan pada penelitian
lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner , atau pedoman
wawancara, lembar pengamatan, tes atau gabungan dari semuanya. Khusus
penjelasan tentang teknik pengumpulan data pada penelitian lapangan hendaknya
disebutkan alasan si peneliti menggunakan terknik tersebut. Teknik-teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti ini harus dilampirkan pada rancangan
penelitian yang diajukan mahasiswa kepada pembimbing . Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang sangat
penting dalam meneliti.
Mengamati bukan hanya melihat atau memperhatikan objek
melainkan melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang dia dengarkan, dan
melakukan apa yang menjadi keinginannya.
berikut
teknik-teknik pengumpulan data :
A. Teknik
pengumpulan data dengan angket / kuesioner
Dalam
metode kuesioner ini, memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan data.
Sebelum menjelaskan alat-alat pengumpulan data dengan menggunakan
angket/kuesioner, ada baiknya kalau terlebih dahulu di jelaskan tentang
kisi-kisi yang merupakan pedoman bagi si peneliti dalam menyusun alat pengumpul
datanya. Contohnya : seorang mahasiswa bermaksud untuk mengetahui mutu
manajemen wisata kuliner yang ada di Jakarta, ditinjau dari segi-segi mutu
layanan, mutu makan minuman itu sendiri , mutu ruangan , keahlian pegawai dan
besarnya modal yang dikelola.
Berikut
tabel kisi-kisi kuesioner
No
|
Aspek
|
Dimensi
|
Sumber Responden
|
1
|
Membaca
|
Intonasi
Kecepatan
Tata bahasa
|
Turis asing
Turis Domestik
|
2
|
Menulis
|
Kerapian
keterbacaan
|
Pedagang
perajin
|
Dalam
penelitian di kenal beberapa jenis kuesioner , yaitu :
1. Kuesioner
tertutup
Dalam
kuesioner ini tugas responden adalah memilih satu lebih kemungkinan jawaban
yang telah di sediakan. Jadi cara menjawab sudah diarahkan dan kemungkinan
jawabannya sudah di tetapkan. Misalnya :
Apakah
pendidikan tertinggi anda?
-
SD atau yang sederajat
-
SLTP atau yang sederajat
-
SMA atau yang sederajat
-
Sarjana Muda atau yang sederajat
-
Sarjana atau yang sederajat
-
DR. (Ph.D) atau yang sederajat
** Responden bisa
mengisinya dengan memberikan tanda (X) atau (V) pada alternatif jawaban yang
sesuai.
2. Kuesioner
Terbuka
Kuesioner
terbuka ini berupa pertanyaan-pertanyaan bebas yang memberi kebebasan pula
kepada responden untuk menjawabnya, Misalnya :
Bagaimana
pendapat anda tentang mutu pendididkan perguuruan tinggi di Indonesia dewasa
ini ?
...........................................................................................................................................................................................................................................
**Responden
mengisinya secara bebas sesuai dengan pengalamannya masing-masing.
3. Kuesioner
Campuran
Kuesioner
ini merupakan gabungan dari kuesioner sebelumnya. Dalam kuesioner campuran ini,
di samping telaha ada kemungkinan jawaban yang tersedia, disediakan pula
titik-titik kosong untuk menampung kemungkinan jawaban yang belum tersedia.
Misalnya :
-
SD atau yang sederajat
-
SLTP atau yang sederajat
-
SMA atau yang sederajat
-
Sarjana Muda atau yang sederajat
-
Sarjana atau yang sederajat
-
........................................................................................................................
** Responden bisa mengisinya dengan
memberikan tanda (X) atau (V) pada Alternatif jawaban yang sesuai atau
mengisinya dengan jawaban sendiri yang sesuai.
Agar pembaca makalah memperoleh
gambaran yang lebih mendalam tentang kuesioner , berikut ini di lampirkan keunggulan
dan kelemahan masing-masing kuesioner.
Keunggulan kuesioner terbuka adalah
mudah disusun , responden dapat dengan leluasa mengutarakan gagasan ,
pengalaman yang dapat menampung hal-hal yang mungkin tidak di ketahui peneliti,
dan dpat mengumpulkan data lebih mendalam dan lebih terperinci. Namun bila
kelemahannya adalah jika responden tidak tau permasalahannya, data yang
diperoleh peneliti tidak ada artinya sama sekali , apalagi kalau jawabannya di
karang saja .
Keunggulan kuesioner tertutup adalah
mudah di jawab , tidak membutuhkan banyak waktu untuk menjawab , tidak terlalu
membebani responden , mudah di analisis dan tidak terjadi jawaban yang
menyimpang. Namun ada kelemahannya pula di kuesioner tertutup ini yakni , data
yang dikumpulkan kurang mendalam, responden terlalu terikat oleh jawaban yang
disediakan, dan mungkin ada data penting yang tidak terungkap karena si
peneliti tidak mengetahuinya sehingga tidak mencantumkan sebagai kemungkinan
jawaban.
B. Teknik
Pengumpulan Data dengan Pedoman Wawancara
Dalam
teknik ini ada dua macam Wawancara , yakni wawancara berstruktur dan tidak
berstruktur. Dalam wawancara berstruktur , pewawancara sudah mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa
pokok persoalan saja, kuesioner tertutup, kuesioner terbuka , Campuran maupun
esai bebas. Sedangkan Dalam wawancara
tidak berstruktur, pewawancara tidak menggunkan pertanyaan-pertanyaan tertulis,
melainkan langsung mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden dan
mencatat jawabannya secara langsung pula .
Dalam
metode ini, memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan data, dan harus
memikirkan dalam pelaksanaannya. Sikap saat waktu datang, sikap duduk,
kecerahan wajah, tutur kata, keremahan, kesabaran, kesopanan dalam penampilan,
sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri (self report) atau setidaknya pada pengetahuan,
dan keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan “anggapan yang harus
dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan kuesioner
(angket) ialah: a). responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri, b). yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya, c). interpreatasi responden tentang pertanyaan-petanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sana dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti”.
Adapun latihan/training
wawancara untuk interviewer dalam metode
interview, ada dua tahap yaitu:
1.
Calon
Interviewer mempelajari pedoman wawancara dan hal-hal yang berhubungan dengan
kondisi wawancara.
2.
Calon
interviewer dilatih bagaiman menjadi interviewer yang baik = bagaimana datang,
membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan
respon, hingga menutup pembicaraan.
Wawancara/interview harus
dilaksanakan dengan efektif(waktu singkat memperoleh sebanyak-banyaknya),
bahasa harus jelas, terarah, suasana tetap rileks agar data yang diperoleh
objektif dan dapat dipercaya. Ada lagi
metode “round table”, dimana metode ini dilakukan dalam kelompok, para
responden diminta duduk melingkar dan pewawancara yang bertindak sebagai
fasilitator merupakan salah satu dari anggota lingkaran. Metode ini memiliki
kelebihan yaitu: menghemat waktu, dilaksanakan dalam suasana santai, dan
peneliti dapat mengait-ngaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan yang
komprehensif
C. Teknik
Pengumpulan Data dengan Lembar pengamatan/ Observasi.
Observasi
adalah kegiatan kita yang paling utama dan teknik penelitian ilmiah yang
penting.Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976: 253)
mendefinisikan bahwa Observasi sebagai “pemilihan (selection), pengubahan (provocation),
pencatatan (recording) dan pengodean (encoding) serangkai perilaku dan suasana
(tests of Behaviors and settings) yang berkenan dengan organismein situ, sesuai
dengan tujuan empiris”. Sutrisno
Hadi (1986) mengemukakan “bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis (pengamatan) dan
psikologis (ingatan)”.
Teknik
dengan menggunakan lembaran pengamatan / obeservasi ini dilakukan dengan
menggunakan format yang mudah diisi dan mudah pula dianalisis. Format yang disusun berisi tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Mencatat data observasi bukan
sekedar mencatat, akan tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penialian ke dalam suatu skala bertingkat.
Berikut
contoh lembaran pengamatan/ Observasi :
No
|
Aspek yang
Diminati
|
Skor *)
|
KET
|
||||
0
|
5
|
15
|
20
|
25
|
|||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
*) beri tanda (V) pada kolom skor yang sesuai
Seorang peneliti harus
selalu mengingat: semakin banyak objek diamati, pengamatan semakin sulit, dan
hasilnya tidak teliti. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia
banyak dipengaruhi oleh minat dan kecendrungan-kecendrungan yang ada. Hasil
pengamatan harus sama, walaupun pengamatan tersebut dilakukan oleh beberapa
orang, dengan lain perkataan, dan pengamatan tersebut harus objektif.
Ada dua tahap dalam melatih
pengamatan, yaitu:
Ø
Mendiskusikan
format observasi, menjelaskan dengan contoh-contoh kejadian dan gerak untuk
setiap item, memahami apa yang harus diamati dan bagaimana cara membuat
catatan.
Ø
Latihan
mengamati dan sekaligus mencatat.
Observasi
berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gelaja yang terjadi. Seorang
alhi komunikasi harus dapat melukiskan mekanisme kerja di sebuah stasiun TV.
Ilmu-ilmu alamiah ternyata lebih berhasil menyajikan deskripsi gejala dari
ilmu-ilmu sosial. Observasi ternyata memiliki beberapa metode yang harus kita
ketahui, yang pertama yakni
Observasi tak berstruktur yakni tidaklah sepenuhnya melaporkan peristiwa
tersebut. Sebab prinsip utama observasi adalah merangkumkan, mensistematiskan,
dan menyederhanakan representasi peristiwa. Di dalam observasi tak berstruktur,
mereka mempunyai metode-metode tersendiri yakni :
Ø Catatan
lapangan : catatan lapangan ini terjadi pada observasi peserta. Setelah
penelitian merumuskan masalah , ia mulai mencatat dan menganalisis peristiwa.
Jadi, disini pengumpulan dan analisis data berlangsung serentak.
Ø Catatan
spesimen : catatan rincian tentang perilaku yang berlangsung pada periode yang
relatif singkat. Dengan metode ini peneliti berusaha melukiskan perilaku dalam
konteksnya dan dalam urutannya yang asli.
Ø Anekdot
: metode ini bersifat objektif, ditulis segera setelah peristiwa terjadi dan
biasanya berlangsung dalam periode yang lama. Disini si pengamat harus cerdas
dan rinci saat penelitian. Catatan anekdot ini juga dapat di kualifikasikan dan
di kuantifikasikan, serta dapat dipakai untuk menguji hipotesis
Yang kedua
metode berstruktur , metode ini di pusatkan pada aspek perilaku tertentu yang
mungkin terjadi dalam situasi eksperimental. Dengan observasi berstruktur ini ,
peneliti menjabarkan secara sistematis perilaku tertentu yang menjadi fokus
perhatiannya. Hal ini dilakukan dengan apa yang biasanya disebut daftar
cek (checklist) . berikut ada 2 macam daftar cek :
1. Daftar
statis , daftar ini mencatat informasi seperti jenis kelamin, suku bangsa dan
usia
2. Daftar
cek tindakan, sedangkan daftar ini mencatat perilaku yang terjadi
D. Teknik
Pengumpulan Data melalui Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,
transkrip, majalah, surat kabar, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya. Metode ini agak tidak begitu sulit, maksudnya apabila ada
kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Metode ini yang diamati
adalah benda mati bukan benda hidup.
Tahap
paling awal dari penelitian perpustakaan adalah
menjajagi ada tidaknya buku-buku atau sumber tertulis lainnya yang relavan
dengan judul skripsi yang akan disusunnya. Relavan disini tidak selalu berarti
mempunyai judul yang sama dengan judul skripsi, tetapi relavan disini adalah
bahwa buku-bukutersebut mengandung isi yang dapat menunjang teori-teori yang
akan di telaah dalam skripsi. Misalnya : kalau skripsi yang akan ditulis
berjudul “Hubungan Antara Sikap dengan Motif untuk Berpariwisata” maka buku-buku
tentang teori motivasi dan teori-teori tentang teknik pengukuran sikap
merupakan buku-buku relavan dengan judul skripsi tsb.
Tahap
kedua adalah menelaah isi buku. Pada tahap ini yang harus
dilakukan adalah menandai bab-bab yang sekiranya mempunyai kaitan langsung
dengan isi skripsi yang akan disusun.
Tahap
ketiga adalah menelaah “indeks” yaitu daftar yang
menjelaskan di halaman berapa saja sesuatu hal dibahas atau nama seseorang yang
karyanya dikutip itu tercantum. Biasanya indeks itu digolongkan menjadi dua ,
yakni Indeks of
Names or Authors and Indeks of Subjects. Indeks yang pertama
menunjukkan di di halaman berapa saja nama penulis atau ahli yang karyannya
dikutip oleh buku tersebut tercantu, sedangkan yang kedua menunjukkan di
halaman berapa saja suatu masalah atau hal itu di bahas. Lazimnya Indeks ini
ditulis di bagian belakang buku.
Tahap
terakhir adalah mengutip bagian-bagian yang
penting yang bertalian erat dengan skripsi yang akan ditulis. Perlu diketahui
oleh para mahasiswa khusunya, bahwa pekerjaan ini meruapakan pekerjaan yang
sangat membosankan dan sulit. Oleh sebab itu, pekerjaan ini memerlukan disiplin
diri dan motif yang kuat serta ketekunan yang tinggi.
E. Teknik
Pengumpulan Data dengan Analisis Isi
Teknik
ini dilakukan dengan cara mendengarkan , merekam , dan mencatat secara langsung
tentang apa yang dibicarakan atau di dengar mengenai masalah yang akan di
teliti.
F. Teknik
Pengumpulan Data dengan Tes Proyeksi
Teknik
ini dilakukan dengan didasarkan pada anggapan bahwa apa yang dilakukan subjek
dengan bahan tes mengungkapkan sesuatu tentang subjek tersebut yang bersedia
untuk mengungkapkannya. Namun, teknik ini kurang berstruktur kaerna si penulis
Tes Proyeksi ini tidak menanyakan sejumlah pertanyaan dan tidak ada jawaban
yang benar maupun yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Drs
Rakhmat Jalaludin ,M. Sc , Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1984
Ø Dr.
Darmawan Deni ,S.Pd.,M.Si , Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013
Ø
Prof.
Dr. sugiyono, Metode
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2011
Ø
Prof.
Dr. Arikunto Suharsimi, Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. RINEKE CIPTA, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar