ANALISIS
PESAN ISLAMI DALAM FILM
“99
CAHAYA DI LANGIT EROPA”
(Studi Analisis Semiotik Pendekatan Roland Barthes)
Ditujukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah
METODE PENELITIAN
KOMUNIKASI ANALISIS TEKS MEDIA
Disusun Oleh :
INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112
Dosen Pembimbing :
B76212112
Dosen Pembimbing :
Ali Nurdin, S.Ag., M.Si
PROGRAM
STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi
visual merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan
gagasan. Para ilmuwan yakin bahwa kesan visual menerima 25 kali perhatian lebih
besar kesan yang diterima oleh telinga. Disamping itu, indera penglihatan
sendiri merupakan alat tercepat guna mencatat imaji dalam otak manusia.
Penglihatan memberikan 83% dari seluruh pengetahuan yang diperoleh dari
perbandingan 4:1 melebihi semua indera lainnya. Manakala kesan audio dan visual
digabungkan seperti halnya dalam film bersuara, maka penggabungan itu
menimbulkan dampak yang kuat dalam komunikasi. [1]
Media
adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang
berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan.
Dengan demikian, media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh
massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media
massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the
big five of mass media, internet (cybermedia, media online).
Fungsi
media massa adalah menyiarkan informasi (to inform), mendidik (educate), dan
menghibur (entertaint).[2]
Media massa juga semakin banyak melalui transformasi sosial. Media penyiaran,
surat kabar, film , novel-novel, dan bentuk komunikasi lain menciptakan
kerangka berpikir yang sama begi semua warga masyarakat. Media massa menemukan
pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu.[3]
Film Indonesia yang kisahnya tentang Islam berikut
problematikanya sudah jamak ditemui dalam lima tahun terakhir. Apalagi,
sejak Ayat-Ayat Cinta berhasil
ditonton sekitar 3,5 juta orang pada
tahun 2008. Namun, kesuksesan film-film Islami itu tidak awet. Jumlah
penontonnya terus menurun. Film Ketika
Cinta Bertasbih pada tahun 2009 meraih 3,1 juta penonton, Sang Pencerah ditonton
oleh 1,2 juta orang
dan Dalam Mihrab Cinta meraih 623 ribu penonton pada tahun
2010. Terakhir, La Tahzan yang
dirilis pada liburan Lebaran pada Agustus lalu hanya ditonton 235 ribu orang. Dengan kondisi dan
minat penonton film Indonesia seperti itu, Maxima Pictures 'nekat' memproduksi film 99 Cahaya di Langit Eropa.[4]
Film
99 cahaya dilangit Eropa yang dirilis pada bulan desember tahun 2013 ini
membuat para masyarakat Indonesia khususnya para pecinta film terkagu-kagum
dengan isi, makna dalam film tersebut. Film tersebut menceritakan kisah nyata
seorang mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi S3-nya di Eropa. Film yang
diangkat dari novel karya Hanum salsabiela rais dan Rangga Almahendra ini
mengangkat sejarah islam di 4 tempat bersejarah yakni Paris (Perancis), Vienna
(Austria), Cordoba (Spanyol) dan Istanbul (Turki).
Film
adaptasi buku/novel seakan tidak pernah mati. Dan tak jarang pula film adaptasi
dari versi yang berbeda ini meraih perhatian positif pembaca bukunya karena
banyak yang merasa penasaran dengan transformasi ke layar lebar. Bagi yang
belum membaca, mereka pun bisa lebih mudah memahami ceritanya lewat versi audio
visual. Film 99 cahaya dilangit Eropa adalah film yang terinspirasi dari kisah
nyata perjalanan Hanum Slasabiela Rais dan Rangga Almahendra di Eropa ini akan
digambarkan secara apik lewat arahan sutradara Guntur Soeharjo. Film ini banyak
bercerita tentang kisah perjalanan Hanum Salsabiel Rais dan Rangga Almahendra
selama 3 tahun tinggal di Eropa yang dibalut kisah persahabatan, perjuangan
untuk mempertahankan keyakinan serta kisah pencarian jejak sejarah islam di
benua biru tersebut.[5]
Dengan
latar belakang cerita di Eropa, film 99 Cahaya di Langit Eropa menawarkan
keindahan di beberapa kota besar di Eropa, Mereka juga menggandenga banyak
bintang ternama seperti Acha Saptriasa, Abimana Aryasatya, Vj Marissa, Fatin
Sidqia Lubis, Raline Shah dan Alex AbbadFilm adaptasi buku/novel seakan tidak pernah mati. Dan tak
jarang pula film adaptasi d
Film
99 cahaya dilangit Eropa merupakan karya film fitur. Film fitur adalah karya
fiksi, yang strukturnya selalu berupa narasi, yang dibuat dalam 3 tahap. Tahap
praproduksi merupakan periode ketika skenario diperoleh. Skenario ini bisa
berupa adaptasi dari sebuah novel atau cerita pendek, bisa juga skenario itu
dibuat sendiri secara khusus untuk dibuat filmnya.[6] Tahap
produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film berdasarkan skenario itu.
Tahap terakhir, yakni post produksi (editing) ketika semua bagian film yang
pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan cerita, disusun menjadi suatu kisah
yang menyatu.
Cerita film ini memuat ajakan untuk menjadi agen muslim yang baik.
Jadi muslim yang selalu menyebarkan kebaikan dan manfaat bagi sesama,"
ujar Rangga Almahendra. Hanum Rais juga merasa novel mereka harus difilmkan,
karena tidak semua orang suka membaca buku. Kata anak politisi senior Amien
Rais ini, jika "99 Cahaya di Langit Eropa' difilmkan, maka syiar
dakwahnya bisa lebih luas. Karena niat itu pula, Rangga dan Hanum ingin hal-hal
penting dalam novelnya divisualisasikan dalam film.[7]
Film
99 Cahaya dilangit Eropa bukanlah produk film imajinasi, film ini sepenuhnya
insipirasi kisah nyata. Selain itu film ini pun cukup prestisi diperankan oleh
aktor dan aktris ternama yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Sebagai
pemeran utama ada Hanum (acha septriasa) seorang yang pintar, mempunyai
keingintahuan yang tinggi, walau kadang sedikit mudah emosi, disini acha
berhasil memerankannya. Rangga (Abimana) yang di deskripsikan sebagai seorang
yang pintar, berpendirian, penyabar, penyayang, dan memiliki keimanan yang kuat
tentunya, dan sejauh ini abimana sangat pas melakoni aktingnya tersebut.
sungguh beruntung menjadi Hanum dan Rangga diberikan kesempatan mendapat
pengalaman dan pelajaran hidup seperti itu dari Allah. [8]
Film yang baik adalah film
yang tidak hanya mampu membuat penontonnya tertawa atau menangis atau bahkan
hanya sekedar teriak-teriakan karena ketakutan saja. Namun juga mampu memberi pesan positiv menuju perbaikan sipenontonnya. ada bekal dan
ilmu yang bisa menjadi oleh-oleh untuk dibawa pulang penonton seusai
menyaksikan film tersebut, dan sejauh ini film 99 cahaya dilangit eropa
adalah film yang baik. Mampu membangun keimanan, semangat, kebersamaan,
ketoleransian, dan keharmonisan berbangsa dan bernegara. Maka tidak heran dalam
kurun waktu kurang dari satu bulan telah mencapai 700.000 penonton. Semoga
semakin banyak film berbobot yang dapat membangun mental bangsa lebih baik
seperti ini. Maju terus perfilman Indonesia, Maju terus sineas Indonesia.[9]
Di
dalam film 99 cahaya dilangit Eropa memiliki banyak nilai-nilai yang positiv
dan nilai pesan islami, sebab itu peneliti memilih judul “pesan islami dalam
film 99 cahaya dilangit Eropa” untuk dijadikan bahan penelitian, sebab menarik
sekali dan cocok dengan isi yang ada didalam film.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Pesan-pesan
islami seperti apa yang ada di film 99 cahaya dilangit Eropa ?
C. TUJUAN
PENELITIAN
1. Mengetahui
pesan-pesan islami yang ada di film 99 cahaya dilangit Eropa
D. MANFAAT
PENELITIAN
Semua
penelitian pasti mempunyai nilai manfaat tersendiri sesuai dengan judulnya, dan
manfaat yang saya ambil yakni :
1. Manfaat
teoritis
melalui penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, menambahkan refrensi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi program studi ilmu
komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya yang berkaitan dengan kajian
semiotika
2. Manfaat
praktis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi contoh kepada kawula muda dan semua masyarakat umum
terhadap nilai-nilai islami, pesan-pesan positiv serta fakta baru yang terdapat
di film 99 cahay dilangit Eropa. Serta mengharapkan jika selepas menonton film
99 cahaya dilangit Eropa ini, mereka dapat termotivasi akan isi dan makna yang
sangat luar biasa nilainya. Peneliti juga
mengharapkan dapat memberikan refrensi untuk pembuatan laporan
penelitian, terutama penelitian analisis teks media (semiotik) untuk adek-adek
mahasiswa ilmu komunikasi.
E. KAJIAN
HASILPENELITIAN TERDAHULU
Untuk melihat ciri khas yang membedakan antara
penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang lain disajikan review
penelitian terdahulu, yaitu:
Tabel 1.1
Penelitian
Terdahulu Yang Relevan
Nama
peneliti
|
Jenis
karya
|
Tahun
penelitian
|
Metode
penelitian
|
Hasil
temuan penelitian
|
Tujuan
penelitian
|
perbedaan
|
Arinal Haq
|
Analisis teks media
|
2014
|
Semiotik
|
1. Yang termasuk
dalam simbol-simbol pesan nasionalisme dalam film “Tanah Surga..Katanya”
menurut penulis adalah gambar-gambar atau teks dalam film yang isinya
menyinggung tentang negara Indoneisa serta sikap-sikap para tokoh karakter
dalam mengahadapi suatu masalah yang menyangkut negara Indonesia
|
1.ingin Mengidentifikasi simbol-simbol pesan nasionalisme yang
terdapat dalam film Tanah Surga Katanya
2.ingin Memahami makna simbol pesan
nasionalisme yang terkandung dalam film tanah surga katanya
|
Pada penelitian
peneliti menggunakan jenis penelitian paradigma kritis dengan pendekatan
analisis semiotika Roland Barther sedangkan teori yang digunakan adalah teori
makna ideasional. Perbedaan yang dominan terletak pada penggunaan teorinya.
|
F.
DEFINISI KONSEP
1.
Pesan
islami
Definisi
komunikasi baik definisi etimologis meupun terminologis, mungkin ada istilah
atau perkataan lain itu tetap mempunyai makna komunikasi atau berkomunikasi
(communicare-Latin), yakni berbicara, menyampaikan pesan, pendapat, informasi,
berita, pikiran, perasaan dan sebagianya dari seorang kepada yang lainnya
dengan mengharapkan umpan balik, jawaban (feadback). [10]Bahasa
dalam arti luas adalah simbol komunikasi. Bahasa juga sering disebut “alat”
komunikasi. Sama dengan kode-kode analogis , kode-kode mediator , kode-kode
artifact dan kode-kode indeks yang
bersifat nonverbal adalah simbol bermuatan pesan yang bermakna suatu
bahasa. [11]
Komunikasi
islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir
muslim. Yang bertujuan untuk menjadikan komunikasi islam sebagai komunikasi
alternatif, terutama dalam menunjang tinggi nilai kemanusiaan yang bersesuaian
dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan
dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap
kesejahteraan manusia. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi islami
merupakan proses penyampaian atau tukar
menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam
Al-Qur’an. Komunikasi islam dengan demikian dapat didefinisikan sebagai proses
penyamapian nilai-nilai islam dari komunikasot kepada komunikan dnegan
menggunkaan prinsip-prinsip komunikasi yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.[12]
Pesan-pesan Islami
adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dan bersumber dari al-Qur’andan as-Sunnah atau sumber lain yang merupakan
interpretasi dari kedua sumber tersebut yang berupa ajaran Islam.
Dalam konteks
penelitian ini pesan-pesan dakwah yang dimaksud adalah pernyataan-pernyataan
yang terdapat dalam film “99 Cahaya Dilangit Eropa” karya
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
yang mengandung ajaran Islam yang
bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang bertema keimanan, hukum Islam dan
akhlak yang bertujuan amar
ma’ruf nahi munkar.[13]
2.
Film
99 Cahaya dilangit Eropa
Film yang diangkat dari novel karya Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Almahendra ini dimulai dengan pembukaan yang sangat bagus yaitu
menceritakan sejarah penaklukan Austria oleh Turki dibawah pimpinan Kara
Mustafa Pasha. Sepanjang film ini, mata penonton, kita manjakan oleh berbagai
pemandangan indah di Eropa, hati yang disentuh inspirasi melalui pesan luhur
menjadi agen muslim yang baik di manapun berada, serta membuka wawasan tentang
fakta sejarah yang terabaikan terutama tentang kejayaan Islam di masa lalu.
Semuanya ditampilkan begitu sederhana namun sarat makna. [14]
Film ini
menceritakan pengalaman nyata seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Eropa.
Bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya
menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di benua Eropa. Meski film ini
kental dengan nuansa Islam, Bukan berarti film ini hanya bisa dinikmati oleh
umat muslim saja, justru film ini cocok untuk ditonton oleh siapapun, agama
apapun, sebagai salah satu contoh tontonan yang bisa memberi inspirasi tentang
rasa toleransi dan sikap saling menghargai antar umat beragama.[15]
Meski
film ini bersifat syar’i dan dakwah tentang Islam, sebenarnya film ini telah
membawa semangat dan sifat pluralisme yang kental. Buktinya ada pada jajaran
penulis skenarionya selain Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yakni
Alim Sudio yang menganut Nasrani.
G.
KERANGKA TEORI
JUDUL : PESAN ISLAMI DALAM FILM 99 CAHAY
DILANGIT EROPA
Siginifier
Pesan
|
Signified
Pesan Islami
|
|
Signifier
Pesan
|
Signified
Komunikasi Islami
|
|
Sign :
Pesan Islami dalam Film 99 Cahaya Dilangit Eropa
|
Media
adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang
berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan.
Dengan demikian, media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh
massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media
massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the
big five of mass media, internet (cybermedia, media online).
Komunikasi
visual merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan
gagasan, seperti film. Dengan melalui film 99 cahaya dilangit Eropa, produser
telah menyampaikan pesan-pesan islami dalam film tersebut. Nilai Islami yang
mungkin mempunyai banyak manfaat bagi orang yang menonton film 99 Cahaya di
Langit Eropa.
Komunikasi
islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir
muslim. Yang bertujuan untuk menjadikan komunikasi islam sebagai komunikasi
alternatif, terutama dalam menunjang tinggi nilai kemanusiaan yang bersesuaian
dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan
dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan
manusia. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi islami merupakan proses
penyampaian atau tukar menukar informasi
yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Al-Qur’an.
H.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan
dan jenis pendekatan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan paradigma kritis. Peneliti memfokuskan penelitian ini secara kritis
untuk memahami makna pesan yang terkandung dalam film 99 Cahay dilangit Eropa.
Dalam penelitian ini untuk jenisnya, maka peneliti
menggunakan jenis penelitian semiotik dengan model semiotik Roland Barthes.
Semiotika berakardari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan
poetika. Akar namanya sendiri yakni “semion” nampaknya diturunkan dari
kedokteran hipokratik atau akslepiadik dengan perhatiannya pada simptomalogi
dan diagnostik inferensial (Sinha, 1988:3)[16]
Barthes mengungkapkan bahwa makna pada tataran kedua
merupakan hasil pertemuan tanda yang ditampilkan dengan pemikiran subjektif
atau setidaknya intersubjektif pengguna yang dipengaruhi oleh perasaan dan
kultural-kulturalnya. Di sinilah analisis mitos digunakan. Setelah meneliti
makna konotasi yang ditampilkan, akan muncul keseluruhan struktur dalam film
“99 cahaya dilangit Eropa” ini untuk mengungkapkan ideologi melalui makna
konotatif yang tersembunyi pada tataran makna tingkat kedua. Karena itulah
setiap film sebagai penyampai pesan dengan unsur teks merupakan pemaknaan
ideologi pribadi dari si pembuat film itu sendiri. Untuk menginterpretasikan
tanda/simbol yang hadir membutuhkan suatu perangkat analisis. Dengan semiotika,
peneliti akan memaknai simbol-simbol pesan nasionalisme dalam terkandung dalam
film 99 cahaya dilangit Eropa.
2. Unit
analisis
Titik fokus di dalam penelitian kualitatif ini
yakni ada pada pesan-pesan islami, makna, beserta gambar-gambar visual / bahasa yang mempunyai nilai dalam
film 99 cahaya dilangit Eropa. Sehingga denga jenis pendekatan model semiotik
dan paradigma kritis yang menjadi bagian dari pada objek utama penelitian.
3. Jenis
dan sumber data
Demikian beberapa jenis data dan sumber data yang
akan dijadikan peneliti untuk mendapatkan sebuah makna pesan yang terkandung
dalam film, jawaban maupun pengertian yang tengah dibutuhkan oleh peneliti
untuk menganalisa sebuah makna simbol pesan Islami yang ada pada film “99
Cahaya dilangit Eropa”, yaitu antara lainnya :
a. Dokumen
Film “99 Cahaya dilangit Eropa” (Film / Video / Gambar), Dokumentasi film yang
dimaksud oleh peneliti sebagai penelitian berbentuk DVD film “99 Cahaya
dilangit Eropa” sebagai proses penelitiannya. Maka pada bagian awal ini, atau
sumber data yang telah dijelaskan dapat peneliti klasifikasikan sebgai data
utama atau primer.
b. Data
Sekunder atau data penunjangnya, yaitu data yang dimaksudkan disini berupa
data-data yang melengkapi dari kebutuhan penelitian. Dapat berupa info film “99
Cahaya dilangit Eropa” yang telah dimuat di internet, jurnal, majalah dan
literatur buku yang mana data-data tersebut ada hubungannya dengan film “99
Cahaya dilangit Eropa” sehingga dapat dijadikan referensi data pelengkap dalam
penelitian ini.
4. Tahap
penelitian
Dalam sebuah penelitian, dirasa
sangatlah perlu untuk mengetahui tahap-tahap penelitiam yang dilalui dalam
proses penelitian. Peneliti harus menyususn tahap-tahap penelitian yang lebih
sistematis demi didapatkannya hasil dari pada penelitian yang sistematis pula.
Adapun tahap-tahap penelitian tersebut antara lainnya:
a. Mencari
Topik Menarik
Dengan berbagai macam melakukan
pencarian dengan menjaring segala informasi; buku, media massa (televisi, surat
kabar, majalah, dll), serta cyber media (internet).
Selain itu, peneliti juga melakukan interaksi sosial dengan cara sharing kepada
beberapa orang yang mana bagi peneliti behwa pendapatnya telah merupakan
representasi masyarakat, sehingga muncullah sebuah topik yang menpunyai
ketertarikan untuk dilakukan penelitian.
b. Menentukan
Fokus Penelitian
Mengingatkan pada tujuan dari pada fokus penelitian
ini maka peneliti disini ingin mengetahui pesan Islami yang dimunculkan lewat
film “99 Cahaya dilangit Eropa”.
Kemudian pada akhirnya peneliti mencoba untuk
menentukan sebuah fokus penelitian, yaitu apa saja yang simbol-simbol pesan
Islami yang muncul dan bagaimana makna simbol pesan Islami yang terkandung
dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”?
c. Alasan
memilih topik
Pesan Islami merupakan salah satu cara dan isi pesan
yang baik dalam komunikasi. Didalam pesan islami sendiri terdapat nilai-nilai
agamis yang patutut dijadikan contoh unuk orang lain. Oleh karena itu, peneliti
telah mengambil keputusan untuk memilih topik ini dengan melakukan analisis
lewat sebuah film karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang
berjudul “99 Cahaya dilangit Eropa” yang menceritakan perjalanan mereka selama
di Eropa dan beradaptasi, bertemu dengan
berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di
benua Eropa
d. Pengolahan
data
Karena memang
diperlaukan dalam menimbnag suatu data yang mana pnentuan data yng didasarkan
pada aspek ideologi , interprestasi, sosial, budaya dan efektif tidaknya konsep
yang terkandung dalam film tersebut. Sebagai upaya peneliti mendapatkan jawaban
kesipulan dari topik tersebut maka peneliti di dalam penelitian kali ini
mengolah data dengan menggunakaan analisis semiotik.
e. Tahap
klasifikasi data
1) Identifikasi
objek
Penelitian
ini perlu adanya identifikasi objek, yaitu objek yang telah ditetapkan atau
ditentukan untuk menjadi fokus penelitian didalam penelitian terhadap film “99
Cahaya dilangit Eropa” yaitu simbol-simbol pesan Islami yang dilanjutkan pada
pemaknaan terhadap simbol-simbol tersebut. Dalam hal ini peneliti menentukan
objek pada film ”99 Cahaya dilangit Eropa” yang mengandung muatan atau
mempunyai keterwakilan tentang pesan Islami.
2)
Alasan objek yang dipilih
Film
adalah merupakan bagian dari kajian komunikasi massa. Maka film mempunyai
orientasi pesan komunikasi yang sebagai komunikannya adalah khalayak luas atau
penonton film tersebut.
Fungsi
komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick, 2001 bahwa “terdiri dari
surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan),
transmission of values (pentebaran nilai) dan entertainment (hiburan).[17]
Didalam bukunya Elvinaro dan Lukiati yang berjudul
“komunikasi massa : suatu pengantar dijelaskan pada bab 5 tentang beberapa
bentuk media massa yaitu antara lain: Surat kabar, majalah, radio, siaran
telivisi, film, dan internet.[18]
5. Teknik
pengumpulan data
Pada bagian teknik penelitian ini yang berdasarkan
jenis dan pendekatannya, yaitu jenis pendekatan paradigma kritis dan Penelitian
yang digunakan analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda. Mengembangkan dua
sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem denotasi dan konotasi yang
dapat digunakan dalam mengenali dan memahami tanda-tanda/simbol serta makna
yang ditampilkan dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”.
Sehingga dalam penelitian ini, data diperoleh dari
dokumentasi film beberapa DVD, namun tidak semua scene diteliti, yang diteliti
adalah scene yang terdapat unsur makna Islami dari perspektif sosial. Sedangkan
unit analisis yang diteliti oleh peneliti disini adalah audio dan visual.
Audionya meliputi dialog/monolog dan musik. Visualnya yakni meliputi angle,
setting, serta gesture/aksi:
§ Monolog
adalah teks yang berupa percakapan tunggal dalam film “99 Cahaya dilangit
Eropa”
§ Dialog
adalah teks yang berupa percakapan lebih dari satu orang dalam film “99 Cahaya
dilangit Eropa”
§ Setting
adalah unsur film yang bermuatan tentang konsep tempat serta properti yang
digunakan dalam film 99 Cahaya dilangit Eropa
§ Angle
adalah pengambilan gambar dalam film 99 Cahaya dilangit Eropa
§ Gestur
adalah bahasa tubuh dalam film99 Cahaya dilangit Eropa
6. Teknik
analsis data
Dalam teknik analisis data merupakan salah satu
bagian yang cukup signifikan didalam suksesnya penelitian. Karena teknik
penelitian seperti apa yang akan disistematiskan oleh peneliti sehingga
mendapatkan hasil yang maximal.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis
semiotik. Karena semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut
dengan ‘tanda’, dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan
suatu tanda.[19]
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu
tanda. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik dari salah seorang pengikut
Saussure, Roland Barthes yang membuat sebuah model sistematis daam menganalisi
makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan
tentang signifikasi dua tahap (two order
of signification).[20]
Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara
signifier dan signified didalam sebuah tanda terhadap realitas ekternal.
Barthes menyebutkannya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda.
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi
tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan.
Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak inter subjektif.
Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah
objek; sedangkan konotasi adalah bagaimna menggambarnya, (fiske, 1990:88)[21]
Sehingga analisis semiotika ini mengamsumsikan pesan
media tersusun atas seperangkat tanda yang tersusun untuk menghasilkan makna
tertentu. Dalam menganalisis film 99 Cahaya dilangit Eropa peneliti menggunakan
tiga tahap analisis yaitu :
1. Deskripsi
makna denotatif, yakni menjelaskan dan memahami makna yang terbentuk oleh
sesuatu yang nampak secara nyata atau material dari tanda. Disini film 99
Cahaya dilangit Eropa dideskripsikan dengan penekanan pada penceritaan kembali
isi pesan film tersebut.
2. Identifikasi
sistem hubungan tanda dan corak gejala budaya yang dihasilkan oleh
masing-masing tanda tersebut, yakni hubungan simbolik, paradigmatik dan sintagmatik.
3. Analisis
mitos. Setelah meneliti makna konotasiyang ditampilkan, lalu akan dikupas lebih
dalam tentang propaganda dalam film ini. Propaganda tersebut merupakan bentuk
dari mitos tau ideologi dari si pembuat film. Melalui analisi semiotik, akan
dilihat secara keseluruhan struktur film ini sehingga dapat mengungkapkan
ideologi melalui makna konotatif yang tersembunyi pada tataran makna tingkat
kedua.
I.
JADWAL PENELITIAN
Penelitian
ini membutuhkan tahapan proses, dan tahapan proses tersebut harus dijadwalkan
dengan matang agar proses penelitian dan hasil penelitianpun dapat
dipertanggung jawabka, berikut tabel jadwal penelitian :
No
|
Uraian
kegiatan
|
Waktu
penelitian
|
||
Oktober
|
November
|
Desember
|
||
1
|
Studi pendahuluan
|
X
|
||
2
|
Pembuatan proposal
|
X
|
||
3
|
Pengumpulan data
|
X
|
X
|
|
4
|
Analisis data
|
X
|
X
|
|
5
|
Penulisan laporan
|
X
|
[1] H. Frazier Moore., HUMAS Membangun Citra dengan Komunikasi
, PT.Remaja Rosda Karya. Bandung. 2004. Hlm 306
[2] Prof. Onong Uchjana Effendy.,
M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
PT. Citra Aditya Bakti. Bandung 2003. Hlm 54.
[3] Alex Sobur. 2003. Semiotika
Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 31
[4] http://www.muvila.com/movies/watch-out/99-cahaya-di-langot-eropa-usung-pesan-damai-islam-131205i-page1.html
diakses pada tanggal 12 November 2014
[5] http://www.muvila.com/movies/watch-out/99-cahaya-di-langot-eropa-usung-pesan-damai-islam-131205i-page1.html
diakses pada tanggal 12 November 2014
[6] Marcel
Danesi. Pengantar memahami semiotika
media . Jalasutra. Yogyakarta. 2010. Hlm 134
[9] http://www.antaranews.com/berita/422205/indahnya-islam-dalam-99-cahaya-di-langit-eropa-part-2.
Diakses pada tanggal 30 september 2014
[10] A.
Muis. Komunkasi islami.PT Remaja
Rosda Karya. Bandung. 2001. Hlm 35
[11] A.
Muis., Ibid., Hlm 36
[12] http://angeliazolana.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_3425.html
diakses pada tanggal 16 November 2014
[13] http://gudangcontohskripsi.blogspot.com/2010/04/pesan-pesan-dakwah-dalam-novel-kasidah.html
diakses pada tanggal 27 November 2014
[14] http://www.antaranews.com/berita/422205/indahnya-islam-dalam-99-cahaya-di-langit-eropa-part-2.
Diakses pada tanggal 30 september 2014
[15] http://www.beritasatu.com/film/152819-99-cahaya-di-langit-eropa-susuri-jejak-islam-di-benua-biru.html
diakses pada tanggal 30 september 2014
[16] Kurniawan,
Semiologi Roland Barthes .Yayasan
Indonesiatera. Magelang. 2010. Hlm 49
[17] Elvinaro Ardianto dan Lukiati
Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, PT Remaja Rosda Karya,
Bandung. 2004. hlm. 15
[19] Wildan Afandi KH, Citra
Perempuan…, hlm 45
[20] Alex sobur M.Si., Analisis Teks
Media., Remaja Rosda Karya. Bandung 2004 halm 123
[21] Ibid hlm 128
Assalamualaikum Ukhti :)
BalasHapus