Senin, 07 Desember 2015

TAFSIR PENGGUNAAN BAHASA PERSUASIF

“PENGGUNAAN BAHASA PERSUASIF”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Tafsir Tematik Komunikasi”




Disusun Oleh :
Inenda Felayani Safitri (B76212112)
F4/ ilmu komunikasi

FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUARABAYA
2012/2013



A.   SURAH AL IMRAN AYAT 64
Surat Ali-Imran ayat 64
بَعْضُنَا يَتَّخِذَ وَلاَ شَيْئًا بِهِ شْرِكَ وَلاَ اللّهَ إِلاَّ نَعْبُدَ أَلاَّ وَبَيْنَكُمْ بَيْنَنَا سَوَاء كَلَمَةٍ إِلَى تَعَالَوْاْ لْكِتَابِ أَهْلَ يَا قُلْ
مُسْلِمُونَ بِأَنَّا اشْهَدُواْ فَقُولُواْ تَوَلَّوْاْ فَإِن اللّهِ دُونِ مِّن أَرْبَابًا بَعْضاً
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): "Wahai Ahli Kitab, marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka): "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim.” (QS. Ali-Imran: 64)
A.    TAFSIR SURAH AL IMRAN AYAT 64
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, menulis, bahwa selesai Nabi Muhammad saw. menghadapi Kristen Najran, tetapi mereka enggan beriman. Ahl a-l-Kitab bukan hanya mereka. Ahl al-Kitab terdiri dari semua orang Yahudi dan Nashrani, bahkan sementara ulama memasukkan kelompok yang diduga memiliki kitab suci dalam pengertiannya. Ahl al-Kitab sekalipun yang bertempat tinggal di Madinah atau daerah-daerah lain, namun pesan ini ditujukan kepada mereka semua, bahkan sampai akhir zaman.
Sedemikian besar kesungguhan dan keinginan Nabi Muhammad saw. agar orang-orang Nashrani menerima ajaran Islam, sehingga Allah swt. memerintahkan beliau untuk mengajak mereka dan semua pihak dari Ahl al-Kitab agar menerima satu tawaran yang sangat adil, tetapi kali ini dengan cara yang lebih simpatik dan halus dibandingkan dengan cara yang lalu. Ajakan ini tidak memberi sedikit pun kesan berlebihan bagi beliau dan umat Islam. Beliau diperintahkan oleh Allah swt. untuk mengajak dengan panggilan Ahl al-Kitab , demikan panggilan mesra yang mengakui bahwa mereka pun dianugerahi kitab suci oleh Allah, tanpa menyinggung perubahan-perubahan yang mereka lakukan.
Masih dari ulasan M. Quraish Shihab. Dia mengatakan bahwa ajakan kepada Ahl al-Kitab dalam ayat tersebut, merupakan ajakan kepada sesuatu yang sangat mulia, kepada suatu ketinggian. Karena lafadz ta’alau dipahami sebagai kata yang berasal dari lafadz ‘ala, yang artinya tinggi. Kata ketinggian di pahami dari kata ta’alaw yang terambil dari kata yang berarti tinggi

RESUME PSIKOLOGI


Nama                           : Inenda Felayani Safitri
NIM                            : B76212112
Smt / kls  / prodi          : II/F4/ILMU KOMUNIKASI
Dosen pengampuh      : Bpk Jainuddin
Mata Kuliah                : Pengantar Psikologi
Ø  RESUME BUKU PSIKOLOGI UMUM

BAB I
PENGERTIAN , KEDUDUKAN, RUANG LINGKUP DAN METODE PSIKOLOGI
1.      Pengertian Psikologi
“psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi Psikologi dalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Jiwa adalah sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat dilihat oleh alat diri kita.
            Sifat-sifat Psikologi ada 3 yaitu:
a.       Objek tertentu
b.      Metode penyelidikan tertentu
c.       Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.
Berikut pengertian Psikologi menurut para ahli :
§  Menurut Dr.Singgih Dirgagunarsa : Psikologi adalah ilmu yang mempelajaritingkah laku manusia
§  Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa : Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya hingga akhir
§  John Broadus Watson, memandang Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons)
§  Woodworth dan Marquis , berpendapat bahwa Psikologi adalah pengetahuan yang mempelajari aktifitas individu dari sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Kesimpulan dari pengertian Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu , dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
2.      Kedudukan Psikologi dalam Sistematika Ilmu Pengetahuan 
Di tinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat.tetapi lama-kelamaan disadari bahwa ilmu filsafat sebagai satu-satunya ilmu yang kurang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Psikologi yang mula-mula tergabung dalam filsafat, akhirnya memisahkan diri dan mampu berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hal ini adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium Psikologi.
3.      Ruang Lingkup Psikologi
Ditinjau dari segi objeknya, Psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yakni:
a.       Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
b.      Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut Psikologi hewan.
Pada saat ini orang masih membedakan adanya Psikologi yang bersifat umum dan khusus :
·         Psikologi umum adalah Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan atau aktivitas psikis pada manusia
·         Psikologi khusus adalah Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia.
Macam – macam psikologi khusus : Psikologi pembangunan, Psikologi sosial, Psikologi pendidikan, Psikologi kepribadian dan tipologi, Psikologi kriminal, Psikologi perusahaan dan psikopatologi.
4.      Metode- metode dalam Psikologi
berdasarkan renungan dan pengalaman, telah di dapatkan metode dalam Psikologi yakni :
a.       Metode yang bersifat filosofis ada beberapa macam diantaranya :
1.      Metode intuitip : metode ini dilakukan dengan cara sengaja untuk mengadakan suatu penyelidikan atau dengan cara tidak sengaja dalam pergaulan sehari-hari. Langkah seperti ini justru terkesan yang paling besar peranannya dalam mengambil kesimpulan.
2.      Metode kontemplatif  : metode ini dilakukan dengan jalan merenungkan objek yang akan kita ketahui dengan menggunakan kemapuan berfikir kita, alat utamanya yakni pikiran yang benar-benar sudah dalam keadaan obyektif.
3.      Metode filosofis religius : metode inimenggunakan materi agama, sebagai alat utama untuk meneliti pribadi manusia.

MAKALAH AKHLAQ TASAWUF

MAKALAH
“AL- HULUL”
Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah “AKHLAQ TASAWUF”



Dosen Pembimbing :
Dr. Ali Nurdin, S.Ag.M.Si

Nama Kelompok :
1.      Inenda Felayani Safitri (B76212112)
2.      Regar Virganata (B96212122)

PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Islam sebagai agama atau ajaran yang tidak hanya menganjurkan masalah eksternal dalam membimbing manusia untuk mengetahui jalan hidup yng harus dilalui, tapi juga mengajarkan hal-hal yang bersifat internal dalam sisi-sisi humanis dengan teologi dan implementasinya telah diinterpretasikan oleh pemeluknya dengan berbagai wacana dan pergulatan pemikiran yang sangat beragam.
Salah satu pemikiran yang paling rawan dalam konflik adalah pemikiran-pemikiran tasawuf. Pembahasan tasawuf adalah pembahasan yang banyak berkaitan dengan hal-hal metafisik, sehingga dibutuhkan penguasaan metodologi dan pengalaman langsung untuk memudahkan kita menjelaskan apa yang sebenarnya dialami tokoh-tokohnya saat menungkan gagasan dan tindakan sebagai manifestasi keyakinannya.
Dalam makalah ini, saya akan memaparkan sedikit tentang pemikiran dan ajaran Al-Hulul dalam tasawuf.

B.   Ruusan Masalah
1.      Pengertian hulul ?
2.      Siapa tokoh yang mengembangkan hulul ?
3.      Bagaimana sejarah singkat tentang hulul ?

C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Al-Hulul
2.      Menambah wawasan kita seputar Al-hulul
3.      Serta mengetahui sejarah singkat hulul


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian
Secara etimologi hulul berasal dari kata Halla yahlul-hululan yang artinya menempati. Al hulul dapat berarti suatu tempat. Jadi hulul secara harfiah berarti “tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yang telah lenyap sifat kemanusiaannya melalui fana. Abu Nasr al Tusi yang di dalam bukunya “Al-Luma” mengatakan bahwa hulul adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambi tempat di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh manusia itu dilenyapkan.
Dapat juga dikatakan, konsep hulul yaitu immanensi roh tuhan dalam diri manusia. Bagaimana roh tuhan tadi menempati dalam diri manusia dan alam semesta. Hulul berasal dari bahasa Arab yang berarti menempati. Menurut al-Hallaj, Tuhan mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
1.      Al-lahut (sifat ketuhanan)
2.      An-nasut (sifat kemanusiaan)

TEORI METODE PENELITIAN

MAKALAH
“Metode Pengumpulan Data”



Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metode Penelitian Komunikasi”
Nama Kelompok :
1.     Inenda Felayani Safitri (B76212112)
2.     Tri Oktaviani (B76212113)
3.     Febrian Nur Ramadhani (B76212111)


PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Pengumpulan data merupakan hal yang sangant penting dan yang harus di lakukan dalam penelitian serta pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian tersebut. Berikut ada dua hal dalam mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu: kualitas instrument penelitian (berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen) dan kualitas pengumpulan data (berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data).
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat secara setting, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada labolaturium dengan metode eksperimen dan dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dll. Dilihat secara sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan secara sumber primer (sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data), dan sumber sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen). Dilihat dari segi pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya.
RUMUSAN MASALAH
1.      Sebutkan apa saja Teknik pengumpulan data Kuantitatif ?
2.      Pengertian teknik pengumpulan data ?

B.   TUJUAN
1.      Menambah wawasan bagi kita semua yang membaca makalah ini
2.      Untuk mengetahui apa itu metode pengumpulan data
3.      Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data

BAB II
PEMBAHASAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Teknik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan pada penelitian lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner , atau pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes atau gabungan dari semuanya. Khusus penjelasan tentang teknik pengumpulan data pada penelitian lapangan hendaknya disebutkan alasan si peneliti menggunakan terknik tersebut. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini harus dilampirkan pada rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa kepada pembimbing . Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam meneliti.

TEORI LOBI

MAKALAH
LOBI
“Di ajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Lobi dan Diplomasi”
  

Dosen Pembimbing :
Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.Ip, M.Si

Disusun Oleh :
INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2015



A.    DEFINISI LOBI
Pengertian Lobi dalam kamus Bahasa Inggris~Indonesia susunan John M. Echols dan Hassan shadily ataupun kamus besar bahasa Indonesia publikasi departemen pendidikan Nasional ( d.h. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ). Dalam kamus Inggris ~ Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan shadily. Lobi diartikan :
·         Ruang masuk (Gedung)
·         Mencoba mempengaruhi
Lalu lobbiyist diartikan :
·         Seseorang yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang dan lain-lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan lobi adalah  :
·         Ruang teras didekat pintu masuk hotel, bioskop dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan beberapa perangkat meja-kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.
Melobi diartikan :
·         Melakukan pendekatan secara tidak resmi
Pelobian diartikan :
·         Bentuk partisipasi politik yang mengcakup usaha indovidu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintahan atau pemimpin untuk dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menggantungkan sejumlah orang.[1]
Jika tadi adalah pengertian menurut kamus, berikut ini adalah pengertian Menurut Tarsis Tarmudji Lobi adalah suatu (bentuk) pressure group yang mempraktikkan seni mendapatkan teman yang berguna, dan memengaruhi orang lain. Menurut A.B. Susanto Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk memengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang positif terhadap topik lobi. Dengan demikian, diharapkan memberikan dampak positif pula bagi pencapaian tujuan kita.
Maka dapat ditarik beberapa pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi, yaitu:
  1. Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak, yaitu pelobi dan yang dilobi.
  2. Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi (biasanya pemerintah, politisi, tokoh yang memiliki kekuasaan atau pengaruh yang besar).
  3. Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, dengan sasaran berupa individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan, lembaga nonpemerintah, perusahaan swasta, dan sebagainya.
  4. Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mememngaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.
  5. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna.
  6. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung untuk memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
  7. Lobi adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi.
  8. Melihat asal katanya, lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, dan sebagainya.[2]
B.     POSISI LOBI DALAM KOMUNIKASI
5 konteks atau tingkatan analisis dalam komunikasi (Littlejohn, 1989)
  • Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri dan pelakunya berbicara dengan diri sendiri secara sadar atau tanpa disadari. Contonhnya: berpikir.
  • Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi yang dilakukan antara dua orang (dyadic communication), biasanya dalam bentuk tatap muka langsung

TEORI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

A.    Pengertian Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya adalah (1) suatu studi tentang perbandingan gagasan atau konsep dalam pelbagai kebudayaan; (2) perbandingan antara satu aspek atau minat tertentu dalam satu kebudayaan; (3) atau perbandingan anatara satu aspek atau minat tertentu dengan salah satu atau lebih kebudayaan lain. Komunikasi lintas budaya lenih menekankan pada ‘perbandingan’ interaksi antarorang dari latar belakang budaya yang sama, atau perbandingan suatu aspek tertentu dari suatu kebudayaan dengan orang-orang dari suatu latar belakang budaya lain.[1] Dan juga menurut Bernad T. Adeney dalam bukunya Etika Sosial Lintas Budaya menyebutkan bahwa salah paham dalam komunikasi lintas budaya adalah suatu sumber utama terjadinya konflik moral bagi para pendatang di suatu tanah asing.[2]
Komunikasi lintas budaya merujuk pada individu-individu yang latar budayanya berbeda. Individu-individu ini tidak harus selalu berasal dari Negara yang berbeda. Di Negara yang penduduknya beragam seperti Amerika Serikat, kita dapat mengalami komunikasi lintas budaya dalam sebuah Negara bagian, sebuah komunitas, dan bahkan dalam satu blok.[3]
Istilah komunikasi antarbudaya sering dipertukarkan dengan istilah komunikasi lintas budaya (cross-cultural communication) dan terkadang diasosiasikan dengan komunikasi antaretnik (interethnic communication), komunikasi antarras (interracial communication) dan komunikasi internasional (international communication).
Komunikasi antar budaya sebenarnya lebih inklusif daripada komunikasi antaretnik atau komunikasi antarras, karena bidang yang dipelajarinya tidak sekedar komunikasi antara dua kelompok etnik atau dua kelompok ras. Komunikasi antarbudaya lebih informal, personal, dan tidak selalu bersifat antarbangsa/antarnegara, komunikasi internasional cenderung mempelajari komunikasi antarbangsa lewat saluran-saluran formal dan media massa.
Para ilmuwan social mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Benar kata Edward T. Hall (1959) bahwa “culture is communication” dan “communication is culture”.
Budaya-budaya yang berbeda memiliki system-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara kita berkomunikasi sangat bergantung pada budaya kita: bahasa, aturan, dan norma kita masing-masing. [4]
Perilaku manusia memang tidak bersifat acak. Semakin kita mengenal budaya orang lain, semakin terampillah kita memperkirakan ekspektasi orang itu dan memenuhi ekspektasinya tersebut. Ekspektasi ini dan cara kita memenuhinya didasarkan pada apa yang telah terjadi sebelumnya. Setelah terjadi banyak pengulangan, kita biasanya dapat memastikan apa yang bakal terjadi, sehingga kita merasa tidaklah mungkin untuk melanggar aturan atau norma itu.

PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS TEKS MEDIA


ANALISIS PESAN ISLAMI DALAM FILM
“99 CAHAYA DI LANGIT EROPA”
(Studi Analisis Semiotik Pendekatan Roland Barthes)
Ditujukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah



METODE PENELITIAN KOMUNIKASI ANALISIS TEKS MEDIA


Disusun Oleh :

INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112

Dosen Pembimbing :
Ali Nurdin, S.Ag., M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2014




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi visual merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan. Para ilmuwan yakin bahwa kesan visual menerima 25 kali perhatian lebih besar kesan yang diterima oleh telinga. Disamping itu, indera penglihatan sendiri merupakan alat tercepat guna mencatat imaji dalam otak manusia. Penglihatan memberikan 83% dari seluruh pengetahuan yang diperoleh dari perbandingan 4:1 melebihi semua indera lainnya. Manakala kesan audio dan visual digabungkan seperti halnya dalam film bersuara, maka penggabungan itu menimbulkan dampak yang kuat dalam komunikasi. [1]
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the big five of mass media, internet (cybermedia, media online).
Fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to inform), mendidik (educate), dan menghibur (entertaint).[2] Media massa juga semakin banyak melalui transformasi sosial. Media penyiaran, surat kabar, film , novel-novel, dan bentuk komunikasi lain menciptakan kerangka berpikir yang sama begi semua warga masyarakat. Media massa menemukan pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu.[3]
Film Indonesia yang kisahnya tentang Islam berikut problematikanya sudah jamak ditemui dalam lima tahun terakhir. Apalagi, sejak Ayat-Ayat Cinta berhasil ditonton sekitar 3,5 juta orang pada tahun 2008. Namun, kesuksesan film-film Islami itu tidak awet. Jumlah penontonnya terus menurun. Film Ketika Cinta Bertasbih pada tahun 2009 meraih 3,1 juta penonton, Sang Pencerah ditonton oleh 1,2 juta orang dan Dalam Mihrab Cinta meraih  623 ribu penonton pada tahun 2010. Terakhir, La Tahzan yang dirilis pada liburan Lebaran pada Agustus lalu hanya ditonton 235 ribu orang. Dengan kondisi dan minat penonton film Indonesia seperti itu, Maxima Pictures 'nekat' memproduksi film 99 Cahaya di Langit Eropa.[4]