Senin, 07 Desember 2015

PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS TEKS MEDIA


ANALISIS PESAN ISLAMI DALAM FILM
“99 CAHAYA DI LANGIT EROPA”
(Studi Analisis Semiotik Pendekatan Roland Barthes)
Ditujukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah



METODE PENELITIAN KOMUNIKASI ANALISIS TEKS MEDIA


Disusun Oleh :

INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112

Dosen Pembimbing :
Ali Nurdin, S.Ag., M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2014




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi visual merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan. Para ilmuwan yakin bahwa kesan visual menerima 25 kali perhatian lebih besar kesan yang diterima oleh telinga. Disamping itu, indera penglihatan sendiri merupakan alat tercepat guna mencatat imaji dalam otak manusia. Penglihatan memberikan 83% dari seluruh pengetahuan yang diperoleh dari perbandingan 4:1 melebihi semua indera lainnya. Manakala kesan audio dan visual digabungkan seperti halnya dalam film bersuara, maka penggabungan itu menimbulkan dampak yang kuat dalam komunikasi. [1]
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the big five of mass media, internet (cybermedia, media online).
Fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to inform), mendidik (educate), dan menghibur (entertaint).[2] Media massa juga semakin banyak melalui transformasi sosial. Media penyiaran, surat kabar, film , novel-novel, dan bentuk komunikasi lain menciptakan kerangka berpikir yang sama begi semua warga masyarakat. Media massa menemukan pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu.[3]
Film Indonesia yang kisahnya tentang Islam berikut problematikanya sudah jamak ditemui dalam lima tahun terakhir. Apalagi, sejak Ayat-Ayat Cinta berhasil ditonton sekitar 3,5 juta orang pada tahun 2008. Namun, kesuksesan film-film Islami itu tidak awet. Jumlah penontonnya terus menurun. Film Ketika Cinta Bertasbih pada tahun 2009 meraih 3,1 juta penonton, Sang Pencerah ditonton oleh 1,2 juta orang dan Dalam Mihrab Cinta meraih  623 ribu penonton pada tahun 2010. Terakhir, La Tahzan yang dirilis pada liburan Lebaran pada Agustus lalu hanya ditonton 235 ribu orang. Dengan kondisi dan minat penonton film Indonesia seperti itu, Maxima Pictures 'nekat' memproduksi film 99 Cahaya di Langit Eropa.[4]

Film 99 cahaya dilangit Eropa yang dirilis pada bulan desember tahun 2013 ini membuat para masyarakat Indonesia khususnya para pecinta film terkagu-kagum dengan isi, makna dalam film tersebut. Film tersebut menceritakan kisah nyata seorang mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi S3-nya di Eropa. Film yang diangkat dari novel karya Hanum salsabiela rais dan Rangga Almahendra ini mengangkat sejarah islam di 4 tempat bersejarah yakni Paris (Perancis), Vienna (Austria), Cordoba (Spanyol) dan Istanbul (Turki).
Film adaptasi buku/novel seakan tidak pernah mati. Dan tak jarang pula film adaptasi dari versi yang berbeda ini meraih perhatian positif pembaca bukunya karena banyak yang merasa penasaran dengan transformasi ke layar lebar. Bagi yang belum membaca, mereka pun bisa lebih mudah memahami ceritanya lewat versi audio visual. Film 99 cahaya dilangit Eropa adalah film yang terinspirasi dari kisah nyata perjalanan Hanum Slasabiela Rais dan Rangga Almahendra di Eropa ini akan digambarkan secara apik lewat arahan sutradara Guntur Soeharjo. Film ini banyak bercerita tentang kisah perjalanan Hanum Salsabiel Rais dan Rangga Almahendra selama 3 tahun tinggal di Eropa yang dibalut kisah persahabatan, perjuangan untuk mempertahankan keyakinan serta kisah pencarian jejak sejarah islam di benua biru tersebut.[5]
Dengan latar belakang cerita di Eropa, film 99 Cahaya di Langit Eropa menawarkan keindahan di beberapa kota besar di Eropa, Mereka juga menggandenga banyak bintang ternama seperti Acha Saptriasa, Abimana Aryasatya, Vj Marissa, Fatin Sidqia Lubis, Raline Shah dan Alex AbbadFilm adaptasi buku/novel seakan tidak pernah mati. Dan tak jarang pula film adaptasi d
Film 99 cahaya dilangit Eropa merupakan karya film fitur. Film fitur adalah karya fiksi, yang strukturnya selalu berupa narasi, yang dibuat dalam 3 tahap. Tahap praproduksi merupakan periode ketika skenario diperoleh. Skenario ini bisa berupa adaptasi dari sebuah novel atau cerita pendek, bisa juga skenario itu dibuat sendiri secara khusus untuk dibuat filmnya.[6] Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film berdasarkan skenario itu. Tahap terakhir, yakni post produksi (editing) ketika semua bagian film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan cerita, disusun menjadi suatu kisah yang menyatu.
Cerita film ini memuat ajakan untuk menjadi agen muslim yang baik. Jadi muslim yang selalu menyebarkan kebaikan dan manfaat bagi sesama," ujar Rangga Almahendra. Hanum Rais juga merasa novel mereka harus difilmkan, karena tidak semua orang suka membaca buku. Kata anak politisi senior Amien Rais ini, jika "99 Cahaya di Langit Eropa' difilmkan, maka syiar dakwahnya bisa lebih luas. Karena niat itu pula, Rangga dan Hanum ingin hal-hal penting dalam novelnya divisualisasikan dalam film.[7]
Film 99 Cahaya dilangit Eropa bukanlah produk film imajinasi, film ini sepenuhnya insipirasi kisah nyata. Selain itu film ini pun cukup prestisi diperankan oleh aktor dan aktris ternama yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya. Sebagai pemeran utama ada Hanum (acha septriasa) seorang yang pintar, mempunyai keingintahuan yang tinggi, walau kadang sedikit mudah emosi, disini acha berhasil memerankannya. Rangga (Abimana) yang di deskripsikan sebagai seorang yang pintar, berpendirian, penyabar, penyayang, dan memiliki keimanan yang kuat tentunya, dan sejauh ini abimana sangat pas melakoni aktingnya tersebut. sungguh beruntung menjadi Hanum dan Rangga diberikan kesempatan mendapat pengalaman dan pelajaran hidup seperti itu dari Allah. [8]
Film yang baik adalah film yang tidak hanya mampu membuat penontonnya tertawa atau menangis atau bahkan hanya sekedar teriak-teriakan karena ketakutan saja. Namun juga mampu memberi pesan positiv menuju perbaikan sipenontonnya. ada bekal dan ilmu yang bisa menjadi oleh-oleh untuk dibawa pulang penonton seusai menyaksikan film tersebut, dan sejauh ini film 99 cahaya dilangit eropa adalah film yang baik. Mampu membangun keimanan, semangat, kebersamaan, ketoleransian, dan keharmonisan berbangsa dan bernegara. Maka tidak heran dalam kurun waktu kurang dari satu bulan telah mencapai 700.000 penonton. Semoga semakin banyak film berbobot yang dapat membangun mental bangsa lebih baik seperti ini. Maju terus perfilman Indonesia, Maju terus sineas Indonesia.[9]
Di dalam film 99 cahaya dilangit Eropa memiliki banyak nilai-nilai yang positiv dan nilai pesan islami, sebab itu peneliti memilih judul “pesan islami dalam film 99 cahaya dilangit Eropa” untuk dijadikan bahan penelitian, sebab menarik sekali dan cocok dengan isi yang ada didalam film.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pesan-pesan islami seperti apa yang ada di film 99 cahaya dilangit Eropa ?

C.     TUJUAN PENELITIAN
1.      Mengetahui pesan-pesan islami yang ada di film 99 cahaya dilangit Eropa

D.    MANFAAT PENELITIAN
Semua penelitian pasti mempunyai nilai manfaat tersendiri sesuai dengan judulnya, dan manfaat yang saya ambil yakni :
1.      Manfaat teoritis
melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, menambahkan refrensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi program studi ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya yang berkaitan dengan kajian semiotika
2.      Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh kepada kawula muda dan semua masyarakat umum terhadap nilai-nilai islami, pesan-pesan positiv serta fakta baru yang terdapat di film 99 cahay dilangit Eropa. Serta mengharapkan jika selepas menonton film 99 cahaya dilangit Eropa ini, mereka dapat termotivasi akan isi dan makna yang sangat luar biasa nilainya. Peneliti juga  mengharapkan dapat memberikan refrensi untuk pembuatan laporan penelitian, terutama penelitian analisis teks media (semiotik) untuk adek-adek mahasiswa ilmu komunikasi.

E.     KAJIAN HASILPENELITIAN TERDAHULU
Untuk melihat ciri khas yang membedakan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang lain disajikan review penelitian terdahulu, yaitu:
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Nama peneliti
Jenis karya
Tahun penelitian
Metode penelitian
Hasil temuan penelitian
Tujuan penelitian
perbedaan
Arinal Haq
Analisis teks media
2014
Semiotik
1. Yang termasuk dalam simbol-simbol pesan nasionalisme dalam film “Tanah Surga..Katanya” menurut penulis adalah gambar-gambar atau teks dalam film yang isinya menyinggung tentang negara Indoneisa serta sikap-sikap para tokoh karakter dalam mengahadapi suatu masalah yang menyangkut negara Indonesia

1.ingin Mengidentifikasi  simbol-simbol pesan nasionalisme yang terdapat dalam film Tanah Surga Katanya
2.ingin Memahami makna simbol pesan nasionalisme yang terkandung dalam film tanah surga katanya
Pada penelitian peneliti menggunakan jenis penelitian paradigma kritis dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barther sedangkan teori yang digunakan adalah teori makna ideasional. Perbedaan yang dominan terletak pada penggunaan teorinya.





F.      DEFINISI KONSEP
1.      Pesan islami
Definisi komunikasi baik definisi etimologis meupun terminologis, mungkin ada istilah atau perkataan lain itu tetap mempunyai makna komunikasi atau berkomunikasi (communicare-Latin), yakni berbicara, menyampaikan pesan, pendapat, informasi, berita, pikiran, perasaan dan sebagianya dari seorang kepada yang lainnya dengan mengharapkan umpan balik, jawaban (feadback). [10]Bahasa dalam arti luas adalah simbol komunikasi. Bahasa juga sering disebut “alat” komunikasi. Sama dengan kode-kode analogis , kode-kode mediator , kode-kode artifact dan kode-kode indeks  yang bersifat nonverbal adalah simbol bermuatan pesan yang bermakna suatu bahasa.  [11]
      Komunikasi islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir muslim. Yang bertujuan untuk menjadikan komunikasi islam sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menunjang tinggi nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan manusia. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi islami merupakan proses penyampaian  atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Al-Qur’an. Komunikasi islam dengan demikian dapat didefinisikan sebagai proses penyamapian nilai-nilai islam dari komunikasot kepada komunikan dnegan menggunkaan prinsip-prinsip komunikasi yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.[12]
Pesan-pesan Islami adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dan bersumber dari al-Qur’andan as-Sunnah atau sumber lain yang merupakan interpretasi dari kedua sumber tersebut yang berupa ajaran Islam.
Dalam konteks penelitian ini pesan-pesan dakwah yang dimaksud adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam film “99 Cahaya Dilangit Eropa” karya  Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang mengandung ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang bertema keimanan, hukum Islam dan akhlak yang bertujuan amar ma’ruf nahi munkar.[13]

2.      Film 99 Cahaya dilangit Eropa
Film yang diangkat dari novel karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ini dimulai dengan pembukaan yang sangat bagus yaitu menceritakan sejarah penaklukan Austria oleh Turki dibawah pimpinan Kara Mustafa Pasha. Sepanjang film ini, mata penonton, kita manjakan oleh berbagai pemandangan indah di Eropa, hati yang disentuh inspirasi melalui pesan luhur menjadi agen muslim yang baik di manapun berada, serta membuka wawasan tentang fakta sejarah yang terabaikan terutama tentang kejayaan Islam di masa lalu. Semuanya ditampilkan begitu sederhana namun sarat makna. [14]
Film ini menceritakan pengalaman nyata seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Eropa. Bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di benua Eropa. Meski film ini kental dengan nuansa Islam, Bukan berarti film ini hanya bisa dinikmati oleh umat muslim saja, justru film ini cocok untuk ditonton oleh siapapun, agama apapun, sebagai salah satu contoh tontonan yang bisa memberi inspirasi tentang rasa toleransi dan sikap saling menghargai antar umat beragama.[15]
            Meski film ini bersifat syar’i dan dakwah tentang Islam, sebenarnya film ini telah membawa semangat dan sifat pluralisme yang kental. Buktinya ada pada jajaran penulis skenarionya selain Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, yakni Alim Sudio yang menganut Nasrani.

G.    KERANGKA TEORI

JUDUL : PESAN ISLAMI DALAM FILM 99 CAHAY DILANGIT EROPA


Rounded Rectangle: MYTHRounded Rectangle: LANGUAGE 
Siginifier
Pesan
Signified
Pesan Islami

Signifier
Pesan
Signified
Komunikasi Islami
Sign : Pesan Islami dalam Film 99 Cahaya Dilangit Eropa


Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, media massa adalahperantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the big five of mass media, internet (cybermedia, media online).
Komunikasi visual merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, seperti film. Dengan melalui film 99 cahaya dilangit Eropa, produser telah menyampaikan pesan-pesan islami dalam film tersebut. Nilai Islami yang mungkin mempunyai banyak manfaat bagi orang yang menonton film 99 Cahaya di Langit Eropa.
Komunikasi islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir muslim. Yang bertujuan untuk menjadikan komunikasi islam sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menunjang tinggi nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan manusia. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi islami merupakan proses penyampaian  atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Al-Qur’an.




H.    METODE PENELITIAN

1.      Pendekatan dan jenis pendekatan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma kritis. Peneliti memfokuskan penelitian ini secara kritis untuk memahami makna pesan yang terkandung dalam film 99 Cahay dilangit Eropa.
Dalam penelitian ini untuk jenisnya, maka peneliti menggunakan jenis penelitian semiotik dengan model semiotik Roland Barthes. Semiotika berakardari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. Akar namanya sendiri yakni “semion” nampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau akslepiadik dengan perhatiannya pada simptomalogi dan diagnostik inferensial (Sinha, 1988:3)[16]
Barthes mengungkapkan bahwa makna pada tataran kedua merupakan hasil pertemuan tanda yang ditampilkan dengan pemikiran subjektif atau setidaknya intersubjektif pengguna yang dipengaruhi oleh perasaan dan kultural-kulturalnya. Di sinilah analisis mitos digunakan. Setelah meneliti makna konotasi yang ditampilkan, akan muncul keseluruhan struktur dalam film “99 cahaya dilangit Eropa” ini untuk mengungkapkan ideologi melalui makna konotatif yang tersembunyi pada tataran makna tingkat kedua. Karena itulah setiap film sebagai penyampai pesan dengan unsur teks merupakan pemaknaan ideologi pribadi dari si pembuat film itu sendiri. Untuk menginterpretasikan tanda/simbol yang hadir membutuhkan suatu perangkat analisis. Dengan semiotika, peneliti akan memaknai simbol-simbol pesan nasionalisme dalam terkandung dalam film 99 cahaya dilangit Eropa.
2.      Unit analisis
Titik fokus di dalam penelitian kualitatif ini yakni ada pada pesan-pesan islami, makna, beserta gambar-gambar  visual / bahasa yang mempunyai nilai dalam film 99 cahaya dilangit Eropa. Sehingga denga jenis pendekatan model semiotik dan paradigma kritis yang menjadi bagian dari pada objek utama penelitian.
3.      Jenis dan sumber data
Demikian beberapa jenis data dan sumber data yang akan dijadikan peneliti untuk mendapatkan sebuah makna pesan yang terkandung dalam film, jawaban maupun pengertian yang tengah dibutuhkan oleh peneliti untuk menganalisa sebuah makna simbol pesan Islami yang ada pada film “99 Cahaya dilangit Eropa”, yaitu antara lainnya :
a.       Dokumen Film “99 Cahaya dilangit Eropa” (Film / Video / Gambar), Dokumentasi film yang dimaksud oleh peneliti sebagai penelitian berbentuk DVD film “99 Cahaya dilangit Eropa” sebagai proses penelitiannya. Maka pada bagian awal ini, atau sumber data yang telah dijelaskan dapat peneliti klasifikasikan sebgai data utama atau primer.
b.      Data Sekunder atau data penunjangnya, yaitu data yang dimaksudkan disini berupa data-data yang melengkapi dari kebutuhan penelitian. Dapat berupa info film “99 Cahaya dilangit Eropa” yang telah dimuat di internet, jurnal, majalah dan literatur buku yang mana data-data tersebut ada hubungannya dengan film “99 Cahaya dilangit Eropa” sehingga dapat dijadikan referensi data pelengkap dalam penelitian ini.

4.      Tahap penelitian
Dalam sebuah penelitian, dirasa sangatlah perlu untuk mengetahui tahap-tahap penelitiam yang dilalui dalam proses penelitian. Peneliti harus menyususn tahap-tahap penelitian yang lebih sistematis demi didapatkannya hasil dari pada penelitian yang sistematis pula. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut antara lainnya:


a.       Mencari Topik Menarik
Dengan berbagai macam melakukan pencarian dengan menjaring segala informasi; buku, media massa (televisi, surat kabar, majalah, dll), serta cyber media (internet). Selain itu, peneliti juga melakukan interaksi sosial dengan cara sharing kepada beberapa orang yang mana bagi peneliti behwa pendapatnya telah merupakan representasi masyarakat, sehingga muncullah sebuah topik yang menpunyai ketertarikan untuk dilakukan penelitian.
b.      Menentukan Fokus Penelitian
Mengingatkan pada tujuan dari pada fokus penelitian ini maka peneliti disini ingin mengetahui pesan Islami yang dimunculkan lewat film “99 Cahaya dilangit Eropa”.
Kemudian pada akhirnya peneliti mencoba untuk menentukan sebuah fokus penelitian, yaitu apa saja yang simbol-simbol pesan Islami yang muncul dan bagaimana makna simbol pesan Islami yang terkandung dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”?

c.       Alasan memilih topik
Pesan Islami merupakan salah satu cara dan isi pesan yang baik dalam komunikasi. Didalam pesan islami sendiri terdapat nilai-nilai agamis yang patutut dijadikan contoh unuk orang lain. Oleh karena itu, peneliti telah mengambil keputusan untuk memilih topik ini dengan melakukan analisis lewat sebuah film karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang berjudul “99 Cahaya dilangit Eropa” yang menceritakan perjalanan mereka selama di Eropa dan  beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di benua Eropa



d.      Pengolahan data
Karena memang diperlaukan dalam menimbnag suatu data yang mana pnentuan data yng didasarkan pada aspek ideologi , interprestasi, sosial, budaya dan efektif tidaknya konsep yang terkandung dalam film tersebut. Sebagai upaya peneliti mendapatkan jawaban kesipulan dari topik tersebut maka peneliti di dalam penelitian kali ini mengolah data dengan menggunakaan analisis semiotik.

e.       Tahap klasifikasi data
1)      Identifikasi objek
Penelitian ini perlu adanya identifikasi objek, yaitu objek yang telah ditetapkan atau ditentukan untuk menjadi fokus penelitian didalam penelitian terhadap film “99 Cahaya dilangit Eropa” yaitu simbol-simbol pesan Islami yang dilanjutkan pada pemaknaan terhadap simbol-simbol tersebut. Dalam hal ini peneliti menentukan objek pada film ”99 Cahaya dilangit Eropa” yang mengandung muatan atau mempunyai keterwakilan tentang pesan Islami.
2)      Alasan objek yang dipilih
                  Film adalah merupakan bagian dari kajian komunikasi massa. Maka film mempunyai orientasi pesan komunikasi yang sebagai komunikannya adalah khalayak luas atau penonton film tersebut.
           Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick, 2001 bahwa “terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (pentebaran nilai) dan entertainment (hiburan).[17]
Didalam bukunya Elvinaro dan Lukiati yang berjudul “komunikasi massa : suatu pengantar dijelaskan pada bab 5 tentang beberapa bentuk media massa yaitu antara lain: Surat kabar, majalah, radio, siaran telivisi, film, dan internet.[18]


5.      Teknik pengumpulan data
Pada bagian teknik penelitian ini yang berdasarkan jenis dan pendekatannya, yaitu jenis pendekatan paradigma kritis dan Penelitian yang digunakan analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda. Mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem denotasi dan konotasi yang dapat digunakan dalam mengenali dan memahami tanda-tanda/simbol serta makna yang ditampilkan dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”.
Sehingga dalam penelitian ini, data diperoleh dari dokumentasi film beberapa DVD, namun tidak semua scene diteliti, yang diteliti adalah scene yang terdapat unsur makna Islami dari perspektif sosial. Sedangkan unit analisis yang diteliti oleh peneliti disini adalah audio dan visual. Audionya meliputi dialog/monolog dan musik. Visualnya yakni meliputi angle, setting, serta gesture/aksi:
§  Monolog adalah teks yang berupa percakapan tunggal dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”
§  Dialog adalah teks yang berupa percakapan lebih dari satu orang dalam film “99 Cahaya dilangit Eropa”
§  Setting adalah unsur film yang bermuatan tentang konsep tempat serta properti yang digunakan dalam film 99 Cahaya dilangit Eropa
§  Angle adalah pengambilan gambar dalam film 99 Cahaya dilangit Eropa
§  Gestur adalah bahasa tubuh dalam film99 Cahaya dilangit Eropa

6.      Teknik analsis data
Dalam teknik analisis data merupakan salah satu bagian yang cukup signifikan didalam suksesnya penelitian. Karena teknik penelitian seperti apa yang akan disistematiskan oleh peneliti sehingga mendapatkan hasil yang maximal.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis semiotik. Karena semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan ‘tanda’, dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.[19]
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik dari salah seorang pengikut Saussure, Roland Barthes yang membuat sebuah model sistematis daam menganalisi makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of signification).[20]
Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified didalam sebuah tanda terhadap realitas ekternal. Barthes menyebutkannya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak inter subjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagaimna menggambarnya, (fiske, 1990:88)[21]

Sehingga analisis semiotika ini mengamsumsikan pesan media tersusun atas seperangkat tanda yang tersusun untuk menghasilkan makna tertentu. Dalam menganalisis film 99 Cahaya dilangit Eropa peneliti menggunakan tiga tahap analisis yaitu :
1.      Deskripsi makna denotatif, yakni menjelaskan dan memahami makna yang terbentuk oleh sesuatu yang nampak secara nyata atau material dari tanda. Disini film 99 Cahaya dilangit Eropa dideskripsikan dengan penekanan pada penceritaan kembali isi pesan film tersebut.
2.      Identifikasi sistem hubungan tanda dan corak gejala budaya yang dihasilkan oleh masing-masing tanda tersebut, yakni hubungan simbolik, paradigmatik dan sintagmatik.
3.      Analisis mitos. Setelah meneliti makna konotasiyang ditampilkan, lalu akan dikupas lebih dalam tentang propaganda dalam film ini. Propaganda tersebut merupakan bentuk dari mitos tau ideologi dari si pembuat film. Melalui analisi semiotik, akan dilihat secara keseluruhan struktur film ini sehingga dapat mengungkapkan ideologi melalui makna konotatif yang tersembunyi pada tataran makna tingkat kedua.


I.       JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini membutuhkan tahapan proses, dan tahapan proses tersebut harus dijadwalkan dengan matang agar proses penelitian dan hasil penelitianpun dapat dipertanggung jawabka, berikut tabel jadwal penelitian :


No

Uraian kegiatan
Waktu penelitian
Oktober
November
Desember
1
Studi pendahuluan
X


2
Pembuatan proposal
X


3
Pengumpulan data

X
X
4
Analisis data

X
X
5
Penulisan laporan


X









[1] H. Frazier Moore., HUMAS Membangun Citra dengan Komunikasi , PT.Remaja Rosda Karya. Bandung. 2004. Hlm 306
[2] Prof. Onong Uchjana Effendy., M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti. Bandung 2003. Hlm 54.
[3] Alex Sobur. 2003. Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm 31
[6] Marcel Danesi. Pengantar memahami semiotika media . Jalasutra. Yogyakarta. 2010. Hlm 134
[7]  http://www.hanumrais.com/p/sinopsis-99-cahaya.html diakses pada tanggal 12 November 2014
[8] http://www.hanumrais.com/p/sinopsis-99-cahaya.html diakses pada tanggal 12 November 2014
[10] A. Muis. Komunkasi islami.PT Remaja Rosda Karya. Bandung. 2001. Hlm 35
[11] A. Muis., Ibid., Hlm 36
[16] Kurniawan, Semiologi Roland Barthes .Yayasan Indonesiatera. Magelang. 2010. Hlm 49
[17] Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. 2004. hlm. 15
[18] Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya., Ibid, Hlm 97
[19] Wildan Afandi KH, Citra Perempuan…, hlm 45
[20] Alex sobur M.Si., Analisis Teks Media., Remaja Rosda Karya. Bandung 2004 halm 123
[21] Ibid hlm 128

1 komentar: