Senin, 07 Desember 2015

TEORI LOBI

MAKALAH
LOBI
“Di ajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Lobi dan Diplomasi”
  

Dosen Pembimbing :
Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.Ip, M.Si

Disusun Oleh :
INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA 2015



A.    DEFINISI LOBI
Pengertian Lobi dalam kamus Bahasa Inggris~Indonesia susunan John M. Echols dan Hassan shadily ataupun kamus besar bahasa Indonesia publikasi departemen pendidikan Nasional ( d.h. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ). Dalam kamus Inggris ~ Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan shadily. Lobi diartikan :
·         Ruang masuk (Gedung)
·         Mencoba mempengaruhi
Lalu lobbiyist diartikan :
·         Seseorang yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang dan lain-lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan lobi adalah  :
·         Ruang teras didekat pintu masuk hotel, bioskop dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan beberapa perangkat meja-kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.
Melobi diartikan :
·         Melakukan pendekatan secara tidak resmi
Pelobian diartikan :
·         Bentuk partisipasi politik yang mengcakup usaha indovidu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat pemerintahan atau pemimpin untuk dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menggantungkan sejumlah orang.[1]
Jika tadi adalah pengertian menurut kamus, berikut ini adalah pengertian Menurut Tarsis Tarmudji Lobi adalah suatu (bentuk) pressure group yang mempraktikkan seni mendapatkan teman yang berguna, dan memengaruhi orang lain. Menurut A.B. Susanto Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk memengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang positif terhadap topik lobi. Dengan demikian, diharapkan memberikan dampak positif pula bagi pencapaian tujuan kita.
Maka dapat ditarik beberapa pokok pikiran yang menjelaskan tentang lobi, yaitu:
  1. Kegiatan lobi melibatkan beberapa pihak, yaitu pelobi dan yang dilobi.
  2. Sasaran pelobi, orang atau pihak yang dilobi (biasanya pemerintah, politisi, tokoh yang memiliki kekuasaan atau pengaruh yang besar).
  3. Kegiatan lobi dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok, dengan sasaran berupa individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan, lembaga nonpemerintah, perusahaan swasta, dan sebagainya.
  4. Pelobi melakukan kegiatan lobinya dengan tujuan untuk mememngaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi.
  5. Kegiatan lobi juga dimaksudkan untuk memperoleh teman yang berguna.
  6. Ada unsur pressure (tekanan) pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung untuk memperoleh hal yang diinginkan dengan cara-cara yang halus.
  7. Lobi adalah kegiatan yang bersifat infomal atau tidak resmi.
  8. Melihat asal katanya, lobi adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel, bioskop, dan sebagainya.[2]
B.     POSISI LOBI DALAM KOMUNIKASI
5 konteks atau tingkatan analisis dalam komunikasi (Littlejohn, 1989)
  • Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri dan pelakunya berbicara dengan diri sendiri secara sadar atau tanpa disadari. Contonhnya: berpikir.
  • Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi yang dilakukan antara dua orang (dyadic communication), biasanya dalam bentuk tatap muka langsung
  • Komunikasi Kelompok (group communication). Sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
  • Komunikasi Organisasi (organization communication). Tidak jauh berbeda dengan komunikasi kelompok, hanya saja kegiatan komunikasinya bersifat lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas.
  • Komunikasi Massa (mass communication). Komunikasi yang menggunakan media massa sebagai medium atau salurannya, baik media cetak maupun elektronik, dan biasanya kegiatan komunikasi nya dikelola suatu lembaga atau orang yang dilembagakan.[3]

C.    HUBUNGAN LOBI DAN KOMUNIKASI
Lasswel mendefinisikan komunikasi dengan: who says what-in which channel-to whom-and with what effect.
Maka komponen dalam komunikasi terdiri dari:
  1. Komunikator (siapa)
  2. Pesan (mengatakan apa)
  3. Saluran (melalui saluran apa)
  4. Komunikan (kepada siapa)
  5. Efek (dengan efek bagaimana)[4]
Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka PR harus benar-benar memahami esensi dari kegiatan komunikasi itu sendiri agar tujuannya (pencitraan) dapat tercapai.
Adapula hubungan lobi dan komunikasi menurut salah satu ahli, yakni :
·         Lobi merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat informal guna membujuk, merayu, atau mempengaruhi pihak lain agar pihak lain tersebut menyetujui usulan, gagasan ataupun pokok pikiran si pelobi.
·         Lobi dapat dilakukan di dalam beberapa konteks komunikasi, seperti komunikasi intrapribadi, interpribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
·         Dalam komunikasi organisasi, kerangka berpikir anggota organisasi harus diperhatikan karena satu dan lainnya berbeda-beda.
·         Keberhasilan lobi dalam komunikasi kelompok dipengaruhi karena adanya teori tentang komunikasi kelompok itu sendiri, alasannya adalah lobi kerap dilakukan tidak hanya orang per orang , melainkan dilakukan tim.
·         Dalam komunikasi politik, lobi juga berhubungan dengan propaganda (teknik mempengaruhi), dan komunikasi persuasif (tujuan ingin membujuk).
·         Dalam komunikasi antar budaya, lobi sangat diperlukan bagi para pelobi terutama bila sasarannya adalah orang dari daerah atau bahkan negara yang berbeda, sehingga konflik tidak akan terjadi.[5]

D.    TUJUAN KOMUNIKASI
Beberapa tujuan dari komunikasi adalah untuk:
  • Mempengaruhi
  • Menarik perhatian
  • Menarik simpati
  • Menimbulkan empati
  • Menyampaikan informasi
Menurut Robby I. Chandra (1996) menyebutkan orang-orang membutuhkan informasi karena:
·         Ingin mendapatkan kepastian, dengan adanya kepastian , seseorang dpat segera engambil keputusan yang harus dilakukanya setelah itu.
·         Ingin mengetahui dunia. Untuk itu, ia berusaha menambah pengetahuannya, keahliannya dan termasuk mengubah sikapnya.
·         Mencari makna hidup. Dalam hal ini, dia mencari tahu apakah kehadirannya disukai oleh rekannya atau tidak ? apakah dia memiliki kelebihan atau kekurangan ?
·         Ingin hidupnya lebih bermaknan lewat informasi yang telah diperoleh, seseorang dapat mengapresiasikan dirinya lebih jauh guna mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai kebahagiaan hidupnya.[6]
Tujuan komunikasi disini menunjuk kepada suatu harapan atau keinginan yang dituju oleh pelaku komunikasi. Secar umum Harold D Lasswel menyebutkan bahwa tujuan komunikasi ada empat, yaitu :
·         Social Change (Perubahan Sosial). Seseorang mengadakan komunikasi dengan orang lain, diharapkan adanya perubahan sosial dalam kehidupannya, seperti halnya kehidupannya akan lebih baik dari sebelum berkomunikasi.
·         Attitude Change (Perubahan Sikap). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan perubahan sikap.
·         Opinion Change (Perubahan Pendapat). Seseorang dalam  berkomunikasi mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan pendapat.
·         Behavior Change (Perubahan Perilaku). Seseorang berkomunikasi juga ingin mengadakan perubahan perilaku.[7]

E.     FUNGSI LOBI
Menurut Grunig dan Hunt (1984), kegiatan  melobi meliputi:
  • Membangun koalisi dengan organisasi-organisasi lain, berbagai kepentingan dan tujuan-tujuan untuk melakukan usaha bersama dalam memengaruhi wakil-wakil legislatif.
  • Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan untuk legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci.
  • Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh, dan wakil-wakil dari agensi yang menyatu.
  • Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi organisasi terhadap legislator.
  • Memusatkan debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang mendukung posisi organisasi.
  • Mempengaruhi keputusan atau kebijakan pihak lain sehingga baik keputusan maupun kebijakan yang diambil akan menguntungkan pelobi, organisasi ataupun pelobi.[8]
F.     PERSIAPAN SEBELUM MELOBI
  1. Langkah-langkah Persiapan:
  • Pahami prinsip-prinsip kegiatan lobi kita.
  • Kenali sasaran lobi kita.
  • Pahami prinsip-prinsip membangun kepercayaan sasaran lobi terhadap diri kita.
  • Berikan gambaran manfaat yang didapat bila mendukung atau mengabulkan permintaan kita.
  • Persiapkan berbagai fasilitas pendukung (waktu, tempat, dan acara). [9]
Mengetahui parameter keberhasilan kita sama pentingnya dengan mengetahui tujuan lobi kita.
  1. Sasaran yang dilobi
  2. Lobi terhadap pemerintah (lembaga legislatif, yudikatif, eksekutif) Kedudukan pemerintah adalah kedudukan tertinggi dalam sebuah pemerintah. Merekalah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara untuk mengeluarkan peraturan atau undangundang.
  3. Lobi terhadap organisasi atau perusahaan lain, seperti:
  • perbankan
  • kompetitor
  • media
  • lobi dengan perusahaan mitra strategis
  • asosiasi
  • supplier
  • LSM
  • perusahaan farmasi
  • perusahaan ekspor-impor
  • perusahaan jasa konsultan[10]

G.    SASARAN LOBI
1.      Golongan masyarakat yang biasa disebut dengan Kalangan Kosmopolit. Mereka adalah orang yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup luas, yang tidak diragukan lagi kemampuan maupun kecakapannya.
2.      Anggota organisasi yang memiliki kontak paling penting dengan pihak-pihak legislatif, eksekutif maupun yudikatif.
3.      Tokoh masyarakat yang sudah dikenal kredibilitasnya, integritas maupun reputasinya, tokoh LSM, dan individu-individu berpengaruh lainnya.
4.      Kalangan jurnalis (wartawan dan redaktur) yang memiliki networking dan jaringan informasi cukup luas, serta memiliki power untuk membentuk opini.
5.      Pejabat tinggi negara seperti anggota legislative (DPR/D), eksekutif (pejabat pemerintah, seperti menteri, dirjen, gubernur, walikota, dan sebagainya) dan yudikatif (MA, Departemen Kehakiman dan HAM), yang keputusankeputusannya bisa mengubah segalanya baik di bidang politik, hukum, perundang-undangan, sosial ekonomi, dan sebagainya.[11]

H.    TUJUAN LOBI
  1. Mencapai laba
Pada organisasi nirlaba, laba adalah mendapatkan dukungan moral, materi dan dukungan pendanaan, organisasi nirlaba tidak akan dapat menjalankan organisasinya.
  1. Berkesinambungan (sustainable)
  2. Memberikan keuntungan kepada masyarakat dan Negara. [12]
Tujuan PR Menguasai Kemampuan Melobi:
  • Untuk menciptakan hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki pengaruh di berbagai bidang kehidupan.
  • Mempengaruhi dan meyakinkan pihak-pihak yang terkait, yang sesuai dengan kepentingan
  • organisasi atau perusahaan.
  • Menempatkan posisi tawar-menawar organisasi pada tempat yang menguntungkan, namun tidak merugikan pihak-pihak tersebut. [13]
I.       STUDI KASUS
2013  Di sebuah perbelanjaan dan Toko modern harus segera dilakukan sebagai bagian pengimplementasian Perpres tersebut. Dalam kasus ini saya dan tim saya akan bertindak sebagai Lobbyist dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) akan melakukan upaya-upaya lobby agar pemerintah  benar-benar mengimplementasikan isi Perpres 111/2007 sehingga usaha ritel Indonesia tetap mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Disamping itu, sebagai persiapan menghadapi ASEAN Community 2015 pemerintah perlu membuat pengaturan khusus untuk menjamin  persaingan usaha yang sehat antara bisnis ritel Indonesia dan ritel asing, mulai dari  pengaturan jarak tempat usaha, dan perizinan usaha. Demikian juga dengan kebijakan baru dari pemerintah yakni mengenai Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP). Upah ini berlaku untuk 11 bidang usaha. Di sektor ritel, bersama dengan sektor tekstil, sandang, dan kulit,  besar UMSP adalah 5 persen di atas UMP tahun berjalan. Pemberlakuan upah ini dinilai sangat memberatkan bisnis ritel saat ini dan kedepannya. Oleh karena itu pengaturan UMSP ini agar dapat dipertimbangkan dan ditinjau kembali oleh pemerintah mengingat persaingan yang akan semakin segit pada 2015. Dalam proses lobby yang saya lakukan maka saya menyusun strategi serta melakukan sejumlah langkah-langkah implementasi dari strategi lobby yang saya rencanakan, Adapun jenis lobby yang akan saya lakukan adalah:
1.      Lobby akar rumput (Grassroot Lobbying)
Lobby akar rumput adalah upaya awal yang saya lakukan. Ritel indonesia merupakan identitas bangsa, kepemilikan bangsa yang sebenarnya. Peningkatan bisnis ritel Indonesia  pastinya akan berdampak lebih besar bagi kesejahteraan orang-orang Indonesia dibandingkan ritel asing. Ini juga merupakan bagian dari upaya agar lebih mencintai produk-produk Indonesia atau produk lokal sebagai bagian pelestarian budaya bangsa. Karena itu saya akan mempengaruhi masyarakat agar posisi ritel Indonesia tetap menjadi yang terutama di masyarakat Indonesia. Adapun langkah-langkah yang saya lakukan adalah: 1)

Masyarakat secara luas perlu mengetahui persaingan yang akan terjadi pada 2015 nantinya serta dampak persaingannya tersebut bagi bisnis lokal, termasuk bisnis ritel milik Indonesia. Untuk itu masyarakat perlu di edukasi agar aware dengan permasalahan tersebut. Cara edukasi yang akan saya lakukan sebagai perwakilan APRINDO adalah dengan membagi segmen edukasi berdasarkan pendidikan. [14]
















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Zainal Abidin Partao. 2007. Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations , PT INDEKS. Jakarta.




[1] [1] Partao Abidin Zainal., Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public Relations , PT INDEKS. Jakarta.2007. Hlm 12


[2] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 15
[3] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 13
[4] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 19
[6] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 21
[8] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 23
[9] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 24
[11] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 25
[12] Partao Abidin Zainal., Ibid., Hlm 27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar