Senin, 07 Desember 2015

RESUME SISTEM EKONOMI DAN POLITIK MEDIA

RESUME
SISTEM EKONOMI DAN POLITIK MEDIA
(Diajukan untuk memenuhi tugas UAS)
  





Dosen Pembimbing:
Advan navis Zubaidi,S,ST., M.Si

Disusun Oleh :
INENDA FELAYANI SAFITRI
B76212112

PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014



BAB I
Beginning Economic Politic Media
Media bisa menimbulkan perubahan sosial masyarakat pada sebuah pencitraan dan ekonomi negara. Media memang selalu menarik untuk dilihat dari beberapa aspek yang ada. media merupakan sebagaian besar dalam suatu bangsa dan negara. Berikut beberapa contoh satu tujuan media tapi memiliki aspek yang berbeda jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Contohnya hubungan media dengan Tokoh politik Abu rizal Bakrie, AA gym, lembaga Nurul Hayat, kepolisian Negara Republik Indonesia, dll.
Ekonomi sosial budaya adalah sebuah sarana untuk mendapatkan suatu investasi dan menghasilkan kekuasaan. Bagi mereka yang menguasai media harus memiliki kekuasaan yang begitu besar, dengan tujuan yakni membangun budaya rakyat atau dengan maksud untuk menguasainya. Media massa dapat menjadi ruang publik yang utama dan mampu menentukan dinamika sosial masyarakat, politik dan budaya di tingkat lokal maupun secara Global. 
Pengertian Economic, politic dan media yakni. Economic adalah cara untuk tetap bertahan di tengah kerasnya kompetisi dengan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan politic adalah cara untuk memperluas dan memperkaya sumber daya yang dimiliki. Di dalam economic terdapat keuntungan, pasar, kemakmuran, kesejahteraan, kompetisi, bisnis, uang, materi, kepuasan, dll. Sedangkan di dalam politic yakni ada kekuasaan, negosiasi, kebanggaan, jabatan, kedudukan,dll. Dan di dalam media yakni terdapat alat, cara dan sarana. Pengertian secara singkat economic politic media yakni bagaimana media digunakan untuk bertahan dari keterbatasan income dan alat untuk menambah kekuasaan serta memperluas sumber daya yang dimiliki oleh setiap stakeholder. Satu prinsip yang mesti diperhatikan yakni dalam sistem industri kapitalis media massa harus memberi fokus perhatian yang memadai, sebagaimana institusi produksi dan distribusi lainnya.
Setiap politik pasti memberikan sumbangsih pada sebuah media, begitu juga dengan sebaliknya, media juga pasti memberikan nilai atau sumbangsih pada politik. Jika dari segi ekonomipun juga, ekonomi pasti mempunyai hubungan yang besar terhadap media,begitu juga sebaliknya yakni media mempunyai hubungan yang erat terhadap ekonomi, seperti ekonomi sebuah negara.
Dimensi Economic Media
di dalam dimensi economic media telah terbagi menjadi 2 yakni:
·         Macro economic (external)     : pendapatan per kapita, jumlah pengangguran nasional, serapan pajak dan efek globalisasi.

·         Microeconomic (internal)        : cash flow perusahaan, kesejahteraan karyawan, strategi pemasaran, bentuk sajian media, serta perhitungan untuk rugi media.
Contohnya : Cash flow Perusahaan, Kesejahteraan karyawan, Strategi Pemasaran, Bentk sajian media, serta Perhitungan untung rugi media.
Pergerakan Ekonomi Makro dan Mikro dalam bisnis media juga ditentukan oleh Shareholders terkait yaitu : Konsumen, Management Biard Media, dan Pemerintah. Di dalam sebuah economic macro dan micro dalam bisnis media juga dapat ditentukan oleh shareholders terkait dengan konsumen, management media dan pemerintahan. Faktor lain yang menjadi motif perkembangan bisnis media.













BAB II
CORPORATE STRATEGIES
Didalam strategi korporasi media terdapat 3 industri media yakni:
·         Oligopoly        : satu pasar yang hanya dikuasai oleh beberapa orang. Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar serta perubahan harga di pasaran akan diikuti perusahaan lain. Antara permintaan dan persediaan, masih banyak mengacu pada permintaan.
·         Monopoly        : suatu pasar yang sajian medianya hanya dikuasai oleh 1 pemain, dan hanya dapat 1 pilihan media serta tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses.  Antara permintaan dan persediaan, masih banyak mengacu pada permintaan.
·         Perfect competition     : sajian media tidak hanya ditentukan oleh perusahaan, namun juga interaksi antar media dan konsumen. Media dan konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna. Dan antara permintaan dan persediaan sifatnya sama, sepadan.
Di dalam metodologi of analisis harga pasar akan lebih murah jika banyak peminatnya. Untuk mengubah struktur pasar dan batas yakni ada beberapa cara:
1.      Ekspansi horizontal     : adanya keungan outsourcing perusahaan dan keaungan dalam 1 garis datar dan berada di beberapa media massa.
2.      Ekspansi Vertical        : adanya rental mobil, keuangan, penyewaan alat dan agen iklan di dalam 1garis menurun dalam 1 media massa.
Di dalam ketiga struktur pasar dan batasnya ada kelebihan dan kekurangan tersendiri, seperti :
1.      Ekspansi horizontal:
·         Kelebihan        : penyebaran pasar yang luas, tidak memerlukan energi yang banyak dan memiliki varian output media yang lebih beragam.
·         Kekurangan     : kurang humanis dan retan bersebrangan dengan loyalitas massa.
2.      Ekspansi vertical:
·         Kelebihan        : murah, lebih efisien, kulaitas output, bisa konsisten dan tetep fokus.
·         Kekurangan     : kurang dinamis dan ketergantungan terhadap variabel pendukung.
3.      Diagonal:
·         Kelebihan        : lebih leluasa dalam bergerak kemanapun, dinamis dan atisipasif terhadap segala kemungkinan.
·         Kekurangan     : tidak bisa fokus dalam 1 tujuan, berhadapan dengan loyal pendengar dan inderdependent dengan kepentingan.
Ketika kita bersaing dengan orang asing, kita harus bisa lebih memenuhi kekurangan orang asing terebut. Agar strategi pemasaran kita dapat berjalan dengan baik.















BAB III
ECONOMIC OF ADVERTISING
Di dalam bab ini, economic of advertising, mereka saling berkaitan dan hubungannya juga erat. Dapat kita lihat gambar di bawah ini:
Screen shot 2012-10-09 at 9.47.36 AM.png




Technology dalam Industri Iklan Media (ancaman dan harapan)
Berikut empat ancaman yang menimpa media cetak di tengah sengitnya bisnis media massa saat ini :
Pertama, kehadiran teknologi Internet menjadi ancaman besar bagi eksistensi media cetak berbasiskan kertas. Pemanfaatan teknologi Internet untuk mendukung kehadiran media online maupun media elektronik, secara langsung maupun tidak langsung menarik pembaca media cetak untuk beralih dalam mengonsumsi jenis media massa yang terintegrasikan ke jaringan Internet. Akibatnya jumlah pembaca atau pelanggan media cetak menjadi berkurang.
Ancaman kedua bersumber dari perubahan perilaku anak-anak muda zaman sekarang yang lebih kenal pada teknologi Internet daripada teknologi kertas. Dalam buku Agung Adiprasetyo, pada tahun 2006 sebanyak 16 persen anak muda sedunia memanfaatkan Internet sebagai sumber informasi, 42 persen anak muda masih membaca koran, 28 persen menonton televisi dan 10 persen mengakses informasi dari radio. Dari angka-angka di atas menunjukkan penetrasi Internet di kalangan anak muda sangat tinggi, dan surat kabar berbasis kertas semakin tidak populer di kalangan anak muda.
Ancaman ketiga, yakni bermigrasinya para pengiklan media cetak ke media jenis lainnya,
terutama ke media online. Menurut Danny Oey Wirianto (Ketua Pengembangan Digital AdvertisingP3I), sejak tahun 2009-2011 belanja iklan digital naik 100 persen per tahun. Belanja iklan digital(media online) pada tahun 2012 kemarin berhasil meraup Rp 1 triliun, belanja iklan di televisi sebesar Rp 55,98 triliun; belanja iklan di surat kabar Rp 28,9 triliun, dan belanja iklan di majalahdan tabloid mencapai Rp 2,6 triliun. Total belanja iklan media Indonesia mencapai Rp 87,471triliun sepanjang tahun 2012. Memang belanja iklan untuk media digital masih kecil, namun laju perkembangannya setiap tahun menunjukkan tren positif.
Keempat, ancaman lainnya yakni semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup. Bahan baku kertas yang bersumber dari pohon-pohon hutan; jelaslah menimbulkan permasalahan kompleks terhadap lingkungan hidup. Sebab pabrik-pabrik kertas itu membutuhkan suplai pohon-pohon hutan dalam jumlah besar. Hal tersebut memicu terjadinya penebangan pohon-pohon hutan secara liar (illegal logging). Kesadaran penduduk dunia untuk peduli pada kelestarian lingkungan hidup; berpeluang besar untuk memunculkan gerakan pemboikotan untuk tidak memakai, membeli, maupun membaca segala produk yang berasal dari kertas; termasuk di dalamnya media cetak.
Berikut ada beberapa pertimbangan untuk iklan bahwasanyya tidak hanya rating dan share, tapi juga keuntungan media yang masuk dalam pertimbangan untuk iklan tersebut. Media online itu model penanyangan iklan cukup murah pembayarannya, pemakaiannya juga mudah, berupa liputan dan iklannyanya berupa audio maupun visual. Tetapi perlu juga literatur dalam muatan iklan yang ada di media online, sebab agar orang lain yang membacanya tidak merasa ragu akan nilai iklan yang dibacanya.
Untuk televisi mereka bisa menampilkan iklan dalam bentuk video, audio , dan liputan, untuk penayangan iklan di televisi harganya mahal (produksi dan distribusi), sebab ruang lingkup televisi sangatlah luas, dan televisi juga merupakan salah satu media massa terbanyak yang digunakan masyarakat. Sedangkan bila penayangan di Radio mereka dapat menayangkan model iklan seperti audio, imajinasi, tersegmentasi dan tarif harga untuk iklan di Radio lebih murah dibandingkan di Televisi. Tetapi model liputan iklan mereka tidak visual seperti di Televisi. Apabila di media cetak, model iklannya yakni tetap tersegmentasi sama seperti di Radio, desain grafisnya juga menarik dan bisa ditampilkan berulang-ulang, harganya juga cukup terjangkau tetapi tidak ada suaranya. 
Media/ Coverage
Lokal
Nasional
Televisi
500 – 1 Juta / 30 Detik
15 – 25 Juta / 30 Detik
SuratKabar Nasional
5 – 20 Juta / Setangah Hal
100 – 300 Juta / Setangah Hal
Radio
300 – 400 rb ( Ad Lips)
8- 10 Juta (Talkshow)
Majalah
2 Jt – 10 Jt
5 – 25 Juta

Tabel diatas merupakan contoh harga penanyangan di beberapa model media massa, dapat kita lihat media iklan termahal bila ditayangkan di televisi, sebab televisi mempunyai jangkauan audience yang besar. Sekali tayang semua orang diseluruh indonesia mengetahui prodak tersebut yang sifatnya Nasional. Untuk media cetak surat kabar lokal maupun nasional, coba kita lihat. Rating harganya nomer 2 setelah televisi.setelah media cetak radio dan terakhir majalah.
Screen shot 2012-10-09 at 10.23.15 AM.png
Gambar1.1 merupakan contoh iklan di media online
Berikut ada beberapa harapan media :
·         Proyeksi kenaikan belanja iklan 2012 sebesar 23% sebesar Rp. 90 T dari 2011 yang hanya Rp. 73 T
·         Proporsi terbesar 67% dari TV dan sisanya 30-32% dari Media Cetak dan Online
·         Dukungan Pemerintah terhadap Industri Kreatif
·         Kompetisi Bisnis mengharuskan Korporasi tetap beriklan (to percuade, educate, and remind)
Berikut beberapa contoh media Grup di Indonesia :
      The Papandayan Hotel
      Lampung Post
      Borneonews

















BAB IV
MASSA DI MEDIA
Ada sebuah pertanyaan, “kenapa politik harus berhubungan dengan media?” jawabannya yakni karena media salah satu cara yang paling ampuh untuk menyukseskan politik tersebut. Banyak aspek yang diberikan media terhadap politik, salah satu contoh kesuksesan dunia politik di media yakni, Jokowi JK yang sukses menjadi presiden pada tahun 2014-2019 mendatang. Kampanye mereka sukses karena media, media banyak mencitrakan Jokowi JK kepada masyarakat sekitar dengan beberapa prestasi yang mereka berdua miliki. Alhasil masyarakat Indonesia mengetahui dan percaya dengan Jokowi JK. Jadi media merupakan bentuk/alat yang berperan penting di dunia politik.
Di bawah ini yakni bentuk diagram seberapa banyak masyarakat di sekitar kita yang menyaksikan televisi, bersosial media, mendengarkan radio, membaca majalah dll untuk mendapatkan berita terupdate.
Dapat kita lihat juga diagram diatas merupakan hasil riset di dunia, yang setiap rabu dan kamisnya mereka menriset program yang ada di Televisi, perusahaan mereka bernama AGB Nielsen. Perusahaan AGB Nielsen merupakan perusahaan riset di dunia yang sudah bisa dibilang terpercaya. Didalam diagram tersebut, semakin banyak media yang mereka minati, yaa itulah gaya hidup mereka sehari-harinya.
Screen shot 2012-06-09 at 10.02.49 AM.png 




Jika kita lihat diagram diatas, diagram tersebut menjelaskan berapa banyak peminat masyarakat di dunia media cetak berdasarkan usia. Setiap orang yang berbeda usia pasti mempunyai kegemaran tersendiri saat membaca surat kabar, majalah dll. Seperti musik, olah raga, gaya hidup, kesehatan dan pendidikan. Dan ternyata yang paling besar peminatnya saat edisi 5 ditahun 2011 yakni gaya hidup.
Mc Quail (2000) didalam “mass communication theory” dia menyebutkan ada 3 teori yakni :
1.      Audience
·         Jangkauan Luas
·         Sesuai sasaran
·         Khalayak tidak antipati dengan materi kampanye politik
·         Struktur komunikasi interpersonal yang layak
·         Khalayak memahami pesan kampanye
·          
2.      Pesan
·         Pesan tidak boleh ambigu
·         Kampanye harus bersifat informatif daripada persuasif
·         Materi media harus membumi dan rasional
3.      Sumber
·         Upayakan ada monopoli
·         Sumber harus berkesan baik dihadapan khalayak
·         Model media harus familiar dengan masyarakat
·         Sesuai dengan sasaran yang dituju
·         Saling melengkapi media satu dengan yang lain
BAB V
MEDIA DAN POLITIK
Disini ada beberapa contoh studi kasus yang berhubungan erat dengan media dan politik, seperti kasusnya Presiden Amerika Serikat pada tahun 1952 yakni Nixon. Issue tentang Nixon soal jabatan, soal pidatonya Nixon tentang anjing Checker dan serangan terhadap lawan politik, soal jatuhnya Nixon karena issue watergate oleh media, serta naik dan turun daunnya Nixon di dunia politik diliput oleh media. Di Indonesia ada juga beberapa tokoh politik yang telah jelas memberikan contoh betapa eratnya relasi media terhadap politik, yakni Jokowi dan Prabowo saat pemilu 2014 lalu dan belanja iklan di setiap pemilu di Indonesia. Media dan pemegang kedaulatan. Yang dimaksud media pemegang kedaulatan yakni media  bisa jadi pemegang kedaulatan pemilik media itu sendiri. Share dan uang meruapakan tuhan media.
Seperti yang kita tau media tidak bisa dilespakan lagi dengan yang namanya politik, begitu juga dengan sebaliknya bahwa politik tidak bisa dilepaskan dengan media. Dengan kemampuan media massa yang membuat opini publik, sebab itu media mampu membuat masyarakat menjadikan media sebagai sumber informasi di dunia, tidak sulit lagi bagi para pemilik media untuk meraup suarayang signifikan saat politik berperan penting di media massa.









BAB VI
PERSPEKTIF MEDIA
Di dalam perspektif media ada 6 model prespektif media menurut McQuail, yakni :
1.      Window on Events and Experience: yang dimaksud window of events and experience yakni bahwa media bisa sebagai representasi kehidupan nyata.
2.      A mirror of events in society and the world, implying a faithful reflection, yang dimaksud dengan itu adalah cermin berbagai peristiwa yang telah ada di masyarakat dan di dunia.
3.      Filter atau Gatekeeper, disini mereka sifatnya netral. Yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak diberi perhatian.
4.      Guide , pembimbing. Media massa yang sering kali menjadi petunjuk arah/pembimbing atas berbagai ketidakpastian atay sebagai alternative.
5.      Ruang Publik, ruang publik yang baik adalah ruang publik yang bersifat netral.dalam arti media massa sebagai temapt untuk mempresentasikan berbagai inofrmasi kepada khalayak, sehingga dapat terjadi feedback.
6.      Partner Komunikasi, disini yang dimkasud partner komunikasi itu teman dalam berkomunikasi, media massa bukan hanya tempat penyampaian informasi saja kepada masyarakat, tetapi bisa lebih dari itu.
Lalu apakah mungkin kita membangun media yang ideal?? Bila dilihat dari kenyataan yang ada, sepertinya mustahil kita membangun media yang ideal. Sebab di dalam dunia media, keuangan yang berkuasa dan uang merupakan tuhan media. Bila kita masih mengedepankan soal uang, kita tidak akan bisa membangun media yang ideal.
Media modern adalah persilangan antara pasar prodak dan teknologi. Di Indonesia pada tahun 1997 terdapat 79 Perusahaan Surat Kabar, Tabloid 88, Majalah 144, Buletin 8, sedangkan pada tahun 1999 terdapat 299 Perusahaan Surat Kabar, 886  Tabloid, Majalah 491, Buletin 1. Bila di hitung terdapat peningkatan yang sangat besar, jelas saja waktu itu juga terdpat 1398 SIUPP baru.


BAB VII
SUPPLY CHAIN
Supply Chain adalah sumber penghasilan yang menjadi penggerak media. Sedangkan Manajemen Rantai Suplai merupakan sebuah proses pengelolaan dari seluruh aktivitas atau rangkaian perencanaan, pengelolaan barang dan jasa dari hulu ke hilir secara terpadu, sejak dari pembelian material, perencanaan produksi, proses transformasi (produksi) material menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi, dan penyimpanan baik bahan baku dan produk jadi hingga akhirnya penyampaian produk jadi kepada end customer atau end user melalui suatu sistem distribusi.
Menurut melynk and Swink (2002)
·         Konversi bahan baku dan informasi menjadi produk dan jasa
·         Mengkonsumsi produk dan jasa
·         Membuang produk dan jasa
Rounded Rectangle: Sumber penghasilan yang menjadi penggerak mediaRantai Nilai
(Konsumen dan Produsen

Consumer
Producer
Aktual dan akurat
Mencerdaskan
Menghibur
Informatif
Murah
Terjangkau
Rating dan Share
Iklan
Materi
Efisiensi
 Nilai-nilainya:

BAB VIII
TV BROADCAST
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara,massa yang berasal dari bahasa inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38). Yang termasuk media massa terutama adalah surat kabar, majalah , radio telvisi dan film sebagai the big five of mass media, internet (cybermedia, media online). Sedangkan pengertian Televisi sendiri adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat.
Bagaimana Industri Media di Era Jokowi – JK ?
Kira-kira bagaimana industri media di era Jokowi dan JK ? Industri media yang ada di Indonesia mungkin akan maju yaa. Seperti yang kita tau Presiden kita Joko widodo dan Jusuf Kalla mempunyai visi misi yakni “mencerminkan keinginan yang kuat untuk mencegah penguasaan penyiaran yang merupakan hajat hidup orang banyak, sekaligus membela para pekerja media dari tindakan sewenang-wenang para pemilik media”. Saya yakin pak preseiden jokowi akan memenuhi visi dan misi yang telah beliau janjikan kepada masyarakat Indonesia. Dan nasib industri media selama 5 tahun kedepan pastinya akan lebih maju. Jokowi telah menyiapkan bebrapa point untuk peningkatan industri media yakni memperjuangkan undang-undang tentang perlindungan pekerja media, membuka keterlibatan publik dan media massa dalam pengawasan terhadap upaya tindakan korupsi maupun proses penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi. Kita juga mengerti saat ini kepemilikan industri media di Indonesia sangat amburadul dan telah melanggar UU yang ada, hal itu juga berpengaruh dalam netralitas pemberitaan yang jauh dari harapan publik. Jokowi juga akan melakukan penataan kembali kepemilikan frekuensi penyiaran. Jadi dapat disimpulkan kemungkinan keadaan industri media selama 5 tahun kedepan akan membaik secara perlahan, tertata secara teratur dan olahan di dalam industri media sendiri dapat dirasakan oleh semua masyarakat Indonesia. Itu pendapat saya.

Ø  Ekonomi dan Media Industri
      Pemimpin Bangsa dan Ekonomi Media (leadership)
      Sentimen Pasar (Saham dan Nilai Rupiah)
      Harapan dan Dukungan Para Pengusaha
Dlm Perspeltif Ekonomi Makro, GDP (Gross Domestic Products) = C (Consumption) + Investment + G (Government Expenditure)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar