Senin, 07 Desember 2015

TEORI METODE PENELITIAN

MAKALAH
“Metode Pengumpulan Data”



Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metode Penelitian Komunikasi”
Nama Kelompok :
1.     Inenda Felayani Safitri (B76212112)
2.     Tri Oktaviani (B76212113)
3.     Febrian Nur Ramadhani (B76212111)


PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Pengumpulan data merupakan hal yang sangant penting dan yang harus di lakukan dalam penelitian serta pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian tersebut. Berikut ada dua hal dalam mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu: kualitas instrument penelitian (berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen) dan kualitas pengumpulan data (berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data).
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat secara setting, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada labolaturium dengan metode eksperimen dan dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dll. Dilihat secara sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan secara sumber primer (sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data), dan sumber sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen). Dilihat dari segi pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya.
RUMUSAN MASALAH
1.      Sebutkan apa saja Teknik pengumpulan data Kuantitatif ?
2.      Pengertian teknik pengumpulan data ?

B.   TUJUAN
1.      Menambah wawasan bagi kita semua yang membaca makalah ini
2.      Untuk mengetahui apa itu metode pengumpulan data
3.      Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data

BAB II
PEMBAHASAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Teknik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan datanya. Pada penelitian perpustakaan murni tentunya teknik pengumpulan datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan pada penelitian lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner , atau pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes atau gabungan dari semuanya. Khusus penjelasan tentang teknik pengumpulan data pada penelitian lapangan hendaknya disebutkan alasan si peneliti menggunakan terknik tersebut. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ini harus dilampirkan pada rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa kepada pembimbing . Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam meneliti.
Mengamati bukan hanya melihat atau memperhatikan objek melainkan melihat apa yang ingin dilihat, mendengar apa yang dia dengarkan, dan melakukan apa yang menjadi keinginannya. berikut teknik-teknik pengumpulan data :
A.  Teknik pengumpulan data dengan angket / kuesioner
Dalam metode kuesioner ini, memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan data. Sebelum menjelaskan alat-alat pengumpulan data dengan menggunakan angket/kuesioner, ada baiknya kalau terlebih dahulu di jelaskan tentang kisi-kisi yang merupakan pedoman bagi si peneliti dalam menyusun alat pengumpul datanya. Contohnya : seorang mahasiswa bermaksud untuk mengetahui mutu manajemen wisata kuliner yang ada di Jakarta, ditinjau dari segi-segi mutu layanan, mutu makan minuman itu sendiri , mutu ruangan , keahlian pegawai dan besarnya modal yang dikelola.
Berikut tabel kisi-kisi kuesioner
No
Aspek
Dimensi
Sumber Responden
1
Membaca
Intonasi
Kecepatan
Tata bahasa
Turis asing
Turis Domestik
2
Menulis
Kerapian
keterbacaan
Pedagang
perajin
Dalam penelitian di kenal beberapa jenis kuesioner , yaitu :
1.      Kuesioner tertutup
Dalam kuesioner ini tugas responden adalah memilih satu lebih kemungkinan jawaban yang telah di sediakan. Jadi cara menjawab sudah diarahkan dan kemungkinan jawabannya sudah di tetapkan. Misalnya :
            Apakah pendidikan tertinggi anda?
-          SD atau yang sederajat
-          SLTP atau yang sederajat
-          SMA atau yang sederajat
-          Sarjana Muda atau yang sederajat
-          Sarjana atau yang sederajat
-          DR. (Ph.D) atau yang sederajat
** Responden bisa mengisinya dengan memberikan tanda (X) atau (V) pada alternatif jawaban yang sesuai.
2.      Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka ini berupa pertanyaan-pertanyaan bebas yang memberi kebebasan pula kepada responden untuk menjawabnya, Misalnya :
            Bagaimana pendapat anda tentang mutu pendididkan perguuruan tinggi di Indonesia dewasa ini ?
...........................................................................................................................................................................................................................................
**Responden mengisinya secara bebas sesuai dengan pengalamannya masing-masing.
3.      Kuesioner Campuran
Kuesioner ini merupakan gabungan dari kuesioner sebelumnya. Dalam kuesioner campuran ini, di samping telaha ada kemungkinan jawaban yang tersedia, disediakan pula titik-titik kosong untuk menampung kemungkinan jawaban yang belum tersedia. Misalnya :
-          SD atau yang sederajat
-          SLTP atau yang sederajat
-          SMA atau yang sederajat
-          Sarjana Muda atau yang sederajat
-          Sarjana atau yang sederajat
-          ........................................................................................................................
** Responden bisa mengisinya dengan memberikan tanda (X) atau (V) pada Alternatif jawaban yang sesuai atau mengisinya dengan jawaban sendiri yang sesuai.
            Agar pembaca makalah memperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang kuesioner , berikut ini di lampirkan keunggulan dan kelemahan masing-masing kuesioner.
            Keunggulan kuesioner terbuka adalah mudah disusun , responden dapat dengan leluasa mengutarakan gagasan , pengalaman yang dapat menampung hal-hal yang mungkin tidak di ketahui peneliti, dan dpat mengumpulkan data lebih mendalam dan lebih terperinci. Namun bila kelemahannya adalah jika responden tidak tau permasalahannya, data yang diperoleh peneliti tidak ada artinya sama sekali , apalagi kalau jawabannya di karang saja .
            Keunggulan kuesioner tertutup adalah mudah di jawab , tidak membutuhkan banyak waktu untuk menjawab , tidak terlalu membebani responden , mudah di analisis dan tidak terjadi jawaban yang menyimpang. Namun ada kelemahannya pula di kuesioner tertutup ini yakni , data yang dikumpulkan kurang mendalam, responden terlalu terikat oleh jawaban yang disediakan, dan mungkin ada data penting yang tidak terungkap karena si peneliti tidak mengetahuinya sehingga tidak mencantumkan sebagai kemungkinan jawaban.   
B.   Teknik Pengumpulan Data dengan Pedoman Wawancara
Dalam teknik ini ada dua macam Wawancara , yakni wawancara berstruktur dan tidak berstruktur. Dalam wawancara berstruktur , pewawancara sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa pokok persoalan saja, kuesioner tertutup, kuesioner terbuka , Campuran maupun esai bebas.  Sedangkan Dalam wawancara tidak berstruktur, pewawancara tidak menggunkan pertanyaan-pertanyaan tertulis, melainkan langsung mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden dan mencatat jawabannya secara langsung pula .
Dalam metode ini, memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengumpulkan data, dan harus memikirkan dalam pelaksanaannya. Sikap saat waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keremahan, kesabaran, kesopanan dalam penampilan, sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self report) atau setidaknya pada pengetahuan, dan keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan “anggapan yang harus dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan kuesioner (angket) ialah: a). responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, b). yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, c). interpreatasi responden tentang pertanyaan-petanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sana dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti”.
Adapun latihan/training wawancara untuk interviewer  dalam metode interview, ada dua tahap yaitu:
1.      Calon Interviewer mempelajari pedoman wawancara dan hal-hal yang berhubungan dengan kondisi wawancara.
2.      Calon interviewer dilatih bagaiman menjadi interviewer yang baik = bagaimana datang, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon, hingga menutup pembicaraan.
Wawancara/interview harus dilaksanakan dengan efektif(waktu singkat memperoleh sebanyak-banyaknya), bahasa harus jelas, terarah, suasana tetap rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat dipercaya.  Ada lagi metode “round table”, dimana metode ini dilakukan dalam kelompok, para responden diminta duduk melingkar dan pewawancara yang bertindak sebagai fasilitator merupakan salah satu dari anggota lingkaran. Metode ini memiliki kelebihan yaitu: menghemat waktu, dilaksanakan dalam suasana santai, dan peneliti dapat mengait-ngaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan yang komprehensif
C.   Teknik Pengumpulan Data dengan Lembar pengamatan/ Observasi.
Observasi adalah kegiatan kita yang paling utama dan teknik penelitian ilmiah yang penting.Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976: 253) mendefinisikan bahwa Observasi sebagai “pemilihan (selection), pengubahan (provocation), pencatatan (recording) dan pengodean (encoding) serangkai perilaku dan suasana (tests of Behaviors and settings) yang berkenan dengan organismein situ, sesuai dengan tujuan empiris”. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan “bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis (pengamatan) dan psikologis (ingatan)”.

Teknik dengan menggunakan lembaran pengamatan / obeservasi ini dilakukan dengan menggunakan format yang mudah diisi dan mudah pula dianalisis. Format yang disusun berisi tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Mencatat data observasi bukan sekedar mencatat, akan tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penialian ke dalam suatu skala bertingkat.
Berikut contoh lembaran pengamatan/ Observasi :
No
Aspek yang
Diminati
Skor *)
KET
0
5
15
20
25
1







2







 *) beri tanda (V) pada kolom skor yang sesuai
Seorang peneliti harus selalu mengingat: semakin banyak objek diamati, pengamatan semakin sulit, dan hasilnya tidak teliti. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecendrungan-kecendrungan yang ada. Hasil pengamatan harus sama, walaupun pengamatan tersebut dilakukan oleh beberapa orang, dengan lain perkataan, dan pengamatan tersebut harus objektif.
Ada dua tahap dalam melatih pengamatan, yaitu:
Ø  Mendiskusikan format observasi, menjelaskan dengan contoh-contoh kejadian dan gerak untuk setiap item, memahami apa yang harus diamati dan bagaimana cara membuat catatan.
Ø  Latihan mengamati dan sekaligus mencatat.
Observasi berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gelaja yang terjadi. Seorang alhi komunikasi harus dapat melukiskan mekanisme kerja di sebuah stasiun TV. Ilmu-ilmu alamiah ternyata lebih berhasil menyajikan deskripsi gejala dari ilmu-ilmu sosial. Observasi ternyata memiliki beberapa metode yang harus kita ketahui, yang pertama yakni Observasi tak berstruktur yakni tidaklah sepenuhnya melaporkan peristiwa tersebut. Sebab prinsip utama observasi adalah merangkumkan, mensistematiskan, dan menyederhanakan representasi peristiwa. Di dalam observasi tak berstruktur, mereka mempunyai metode-metode tersendiri yakni :
Ø  Catatan lapangan : catatan lapangan ini terjadi pada observasi peserta. Setelah penelitian merumuskan masalah , ia mulai mencatat dan menganalisis peristiwa. Jadi, disini pengumpulan dan analisis data berlangsung serentak.
Ø  Catatan spesimen : catatan rincian tentang perilaku yang berlangsung pada periode yang relatif singkat. Dengan metode ini peneliti berusaha melukiskan perilaku dalam konteksnya dan dalam urutannya yang asli.
Ø  Anekdot : metode ini bersifat objektif, ditulis segera setelah peristiwa terjadi dan biasanya berlangsung dalam periode yang lama. Disini si pengamat harus cerdas dan rinci saat penelitian. Catatan anekdot ini juga dapat di kualifikasikan dan di kuantifikasikan, serta dapat dipakai untuk menguji hipotesis
Yang kedua metode berstruktur , metode ini di pusatkan pada aspek perilaku tertentu yang mungkin terjadi dalam situasi eksperimental. Dengan observasi berstruktur ini , peneliti menjabarkan secara sistematis perilaku tertentu yang menjadi fokus perhatiannya. Hal ini dilakukan dengan apa yang biasanya disebut daftar cek (checklist) . berikut ada 2 macam daftar cek :
1.      Daftar statis , daftar ini mencatat informasi seperti jenis kelamin, suku bangsa dan usia
2.      Daftar cek tindakan, sedangkan daftar ini mencatat perilaku yang terjadi

D.  Teknik Pengumpulan Data melalui Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkrip, majalah, surat kabar, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Metode ini agak tidak begitu sulit, maksudnya apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Metode ini yang diamati adalah benda mati bukan benda hidup.
Tahap paling awal dari penelitian perpustakaan adalah menjajagi ada tidaknya buku-buku atau sumber tertulis lainnya yang relavan dengan judul skripsi yang akan disusunnya. Relavan disini tidak selalu berarti mempunyai judul yang sama dengan judul skripsi, tetapi relavan disini adalah bahwa buku-bukutersebut mengandung isi yang dapat menunjang teori-teori yang akan di telaah dalam skripsi. Misalnya : kalau skripsi yang akan ditulis berjudul “Hubungan Antara Sikap dengan Motif untuk Berpariwisata” maka buku-buku tentang teori motivasi dan teori-teori tentang teknik pengukuran sikap merupakan buku-buku relavan dengan judul skripsi tsb.
Tahap kedua adalah menelaah isi buku. Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menandai bab-bab yang sekiranya mempunyai kaitan langsung dengan isi skripsi yang akan disusun.
Tahap ketiga adalah menelaah “indeks” yaitu daftar yang menjelaskan di halaman berapa saja sesuatu hal dibahas atau nama seseorang yang karyanya dikutip itu tercantum. Biasanya indeks itu digolongkan menjadi dua , yakni Indeks  of  Names or Authors and Indeks of Subjects. Indeks yang pertama menunjukkan di di halaman berapa saja nama penulis atau ahli yang karyannya dikutip oleh buku tersebut tercantu, sedangkan yang kedua menunjukkan di halaman berapa saja suatu masalah atau hal itu di bahas. Lazimnya Indeks ini ditulis di bagian belakang buku.
Tahap terakhir adalah mengutip bagian-bagian yang penting yang bertalian erat dengan skripsi yang akan ditulis. Perlu diketahui oleh para mahasiswa khusunya, bahwa pekerjaan ini meruapakan pekerjaan yang sangat membosankan dan sulit. Oleh sebab itu, pekerjaan ini memerlukan disiplin diri dan motif yang kuat serta ketekunan yang tinggi. 
E.   Teknik Pengumpulan Data dengan Analisis Isi
Teknik ini dilakukan dengan cara mendengarkan , merekam , dan mencatat secara langsung tentang apa yang dibicarakan atau di dengar mengenai masalah yang akan di teliti.
F.    Teknik Pengumpulan Data dengan Tes Proyeksi
Teknik ini dilakukan dengan didasarkan pada anggapan bahwa apa yang dilakukan subjek dengan bahan tes mengungkapkan sesuatu tentang subjek tersebut yang bersedia untuk mengungkapkannya. Namun, teknik ini kurang berstruktur kaerna si penulis Tes Proyeksi ini tidak menanyakan sejumlah pertanyaan dan tidak ada jawaban yang benar maupun yang salah.


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Drs Rakhmat Jalaludin ,M. Sc , Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1984
Ø  Dr. Darmawan Deni ,S.Pd.,M.Si , Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013
Ø  Prof. Dr. sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2011
Ø  Prof. Dr. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. RINEKE CIPTA, 2010







Tidak ada komentar:

Posting Komentar